University of Technology Sydney dan Microsoft Jalin Kolaborasi untuk Membangun Tenaga Kerja Masa Depan
Jakartakita.com – UTS dan Microsoft telah menciptakan program sertifikasi bagi lulusan sarjana (graduate certificate) guna mengatasi kesenjangan besar dalam keahlian teknologi di pasar tenaga kerja.
Baru-baru ini, Microsoft dan University of Technology Sydney (UTS) meluncurkan sebuah program baru yang memberikan keahlian konsultasi fungsional (functional consulting) bagi peserta.
Melansir siaran pers, Selasa (02/8), disebutkan bahwa Program Graduate Certificate in Business Consulting and Technology Implementation didesain oleh Microsoft dan UTS lewat kolaborasi dengan perusahaan jasa terkemuka, yakni Avanade, Capgemini, dan EY.
Program ini memadukan keahlian teknologi dengan keahlian yang berpusat pada manusia—seperti berpikir kreatif, adaptabilitas, dan kecerdasan emosional—guna mengatasi kesenjangan yang kian melebar di pasar tenaga kerja untuk profesi konsultan bisnis dan teknologi.
Lewat program ini, UTS ingin menghasilkan 1.200 lulusan yang dapat menyediakan berbagai solusi dengan Microsoft Dynamics dan platform lain. Adapun program ini tersedia secara daring dan berdurasi delapan hingga 10 bulan dalam format paruh waktu agar peserta dapat bekerja sambil belajar.
Angkatan global pertama untuk program ini akan memulai studinya pada Oktober 2022.
“Banyak organisasi…ingin menangkap peluang besar yang ditawarkan aplikasi bisnis, namun menemui kendala akibat terbatasnya tenaga kerja yang terampil. Program Graduate Certificate ini memberikan keahlian dan pengalaman kerja praktis yang dapat segera dipraktikkan oleh peserta,” ungkap Tiffany Wright, Director, Education, Microsoft Australia dan Selandia Baru.
Adapun Glenn Wightwick, Deputy Vice-Chancellor, Enterprise, UTS mengungkapkan, “Program Graduate Certificate ini…menyatukan tenaga pengajar kelas dunia kami di UTS, Faculty of Arts and Social Sciences, dan UTS Business School, teknologi canggih dari Microsoft dan pengalaman kerja praktis di EY, Capgemini, dan Avanade. Di UTS, kami bangga meluncurkan program ini, dan gembira menyambut angkatan pertama program ini pada Oktober mendatang.”
Asal tahu saja, menurut prediksi International Data Corporation, anggaran untuk solusi manajemen hubungan pelanggan (customer relationship) dan solusi yang minim kode pemrograman (low-code) akan meningkat sekitar 20% secara tahunan hingga 2024.
Namun, perusahaan berpotensi menghadapi kekurangan tenaga kerja—dan, demi memenuhi permintaan tenaga kerja ini, sekitar 286.000 pekerja teknologi yang terampil dibutuhkan hingga dua tahun mendatang, menurut Tech Council of Australia.
University of Technology (UTS) sendiri menempati peringkat #1 di Australia dalam bidang Riset Kecerdasan Buatan (AI), Ilmu Komputer, dan Ilmu Teknik.