Gelar Program Studienbrücke, Goethe-Institut Gandeng 8 Universitas Mitra di Jerman
Jakartakita.com – Kesempatan untuk kuliah di Jerman bisa ditempuh dengan mengikuti Studienbrücke, sebuah program pendidikan persiapan kuliah bagi pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang diselenggarakan oleh Goethe-Institut bekerjasama dengan Dinas Pertukaran Akademis Jerman (DAAD).
Program ini juga turut berkolaborasi dengan delapan universitas mitra Jerman.
Melalui program ini, para peserta dapat langsung melanjutkan jenjang perkuliahan setelah lulus SMA tanpa harus mengikuti kelas penyetaraan selama setahun terlebih dahulu.
Studienbrücke merupakan program resmi yang diinisiasi dan didukung langsung oleh Kementerian Luar Negeri Jerman.
Dalam seminar daring bertajuk “Kuliah di RWTH Aachen melalui Program Persiapan Studi dari Goethe-Institut Indonesien” yang berlangsung Jumat, 9 Juni 2023, dijelaskan bahwa Studienbrücke mempersiapkan para siswa-siswi kelas 8 SMP hingga kelas 11 SMA yang ingin meneruskan pendidikan ke jenjang kuliah dalam bidang matematika, informatika, ilmu pengetahuan alam, teknik atau ekonomi di perguruan tinggi mitra di Jerman.
“Program ini meliputi kemampuan berbahasa Jerman, penguasaan bahasa kejuruan, dan budaya belajar agar peserta mampu untuk langsung memulai kuliah jenjang Sarjana di salah satu perguruan tinggi mitra, khususnya dalam bidang matematika, informatika, ilmu pengetahuan alam, teknik, atau ekonomi,” ucap Gregorius Haribudihardjo, Asisten Program Studienbrücke Indonesia, seperti dilansir dalam siaran pers, Sabtu (10/6).
Adapun Studienbrücke bekerja sama dengan beberapa universitas mitra, seperti RuhrUniversität Bochum, Universität Duisburg-Essen, Technische Universität Dortmund, Europa-Universität Viadrina Frankfurt (Oder), RWTH Aachen, Universität Siegen, Rheinische Friedrich-Wilhelms-Universität Bonn, dan Bauhaus-Universität Weimar.
Setiap tahunnya, universitas mitra tersebut menyediakan kuota perkuliahan bagi para peserta yang berhasil lulus program Studienbrücke.
Program ini ditujukan kepada siswa-siswi SMA di Indonesia yang mempelajari ilmu pengetahuan alam dan ekonomi serta memenuhi persyaratan sebagai berikut: memiliki tingkat bahasa Jerman B1 di kelas 10, tingkat Bahasa Jerman B2.4 paling lambat pada akhir kelas 11, atau tingkat bahasa Jerman C1.1 pada awal kelas 12.
Selain itu, syarat lainnya ialah memiliki nilai minimal 85 untuk mata pelajaran matematika, fisika, kimia, biologi, dan informatika.
Setelah berhasil menyelesaikan program Studienbrücke, proses selanjutnya adalah pendaftaran pada satu perguruan tinggi mitra di Jerman.
Adapun sejumlah unit program yang harus diselesaikan antara lain, kursus bahasa Jerman hingga tingkat B2 atau C1, bahasa kejuruan matematika, bahasa kejuruan dalam salah satu mata pelajaran informatika, pengetahuan alam, teknik, atau ekonomi, serta menyelesaikan persiapan ujian bahasa (TestDaF) dan persiapan ujian kompetensi keilmuan (TestAS), termasuk pelatihan komunikasi antar budaya dan bimbingan perkuliahan.
Dan yang terpenting adalah peserta bisa menyelesaikan ujian TestAS dan ujian TestDaF sesuai dengan persyaratan dari perguruan tinggi mitra.
Dalam seminar daring tersebut, alumni Studienbrücke 2021/2022 Dinda Kei Latifa bercerita tentang manfaat yang ia dapatkan dari program pendidikan persiapan kuliah ini hingga akhirnya diterima di RWTH Aachen, universitas di mana Presiden ke-3 RI BJ Habibie pernah menimba ilmu.
“Untuk sampai kuliah di RWTH Aachen, aku harus mempersiapkan bahasa Jerman terlebih dahulu di Goethe-Institut untuk membantu memahami percakapan orang Jerman. Dari Studienbrücke, aku juga dibekali modul-modul untuk memahami dunia perkuliahan dan interkultural di Jerman,” ucap Kei yang tengah menempuh program studi Teknik Mesin.
Ia menambahkan, program studi Teknik Mesin di RWTH Aachen terdaftar dalam QS University Ranking sebagai yang terbaik di seluruh Jerman.
Oleh karena itu, jurusan teknik mesin di RWTH sangat diminati banyak orang.
Fakultas Teknik Mesin merupakan fakultas terbesar di RWTH dengan hampir 12.000 mahasiswa.