Ini Komentar Tim Siber Polri Soal Film ‘13 Bom di Jakarta’
Jakartakita.com – Film 13 Bom di Jakarta merupakan film action yang saat ini sedang tayang di bioskop.
Film ini berdasarkan kisah nyata yang terinspirasi dari kasus terorisme yang melibatkan crypto exchanges Indodax pada tahun 2015.
Melansir siaran pers yang diterima Jakartakita.com, Jumat (19/1), disebutkan beberapa Tim Siber Polri yang menanggapi bagaimana pesan dari film ini, setelah menonton di bioskop.
Kompol Hariman, Penyidik Dittipidsiber Bareskrim mengomentari, bahwa film tersebut dikemas dengan baik sebagai edukasi dan memperkenalkan apa itu Bitcoin, apa itu kripto.
“Sebenarnya, saya bukan pengamat film. Tapi, filmnya seru dan tidak gampang ditebak. Bagus banget untuk edukasi masyarakat,” katanya, Kamis (18 Januari 2024).
Dia menceritakan bagaimana Indodax selaku exchanges membantu penyidik dalam memberikan data pelaku, seperti memberikan IP Address dan lain-lain. Dengan adanya film tersebut, dia berharap, agar exchanges lain dapat mempermudah pihak Kepolisian dalam mengusut kejahatan kripto.
“Selama Ini, ini yang dilakukan oleh Indodax. Kita berharap exchanges lain dapat membantu kita dalam memberantas dan menangani kasus kejahatan kripto,” jelasnya.
Adapun Kompol Grawas Sugianto, Kanit 5 Subdit Siber Polda Metro Jaya juga mengomentari, bahwa film ini memang baik untuk mengedukasi masyarakat tentang kejahatan yang menggunakan aset kripto.
Apalagi kripto saat ini sedang booming dan menjadi salah satu investasi yang menarik.
“Saya kenal Pak Oscar (CEO Indodax) semenjak harga Bitcoin Rp3 juta. Sekarang, harganya Rp600 jutaan. Semakin booming, semakin mahal dan semakin sering digunakan, sehingga menimbulkan tindak kejahatan yang lain,” katanya.
Salah satunya adalah investasi bodong yang menggunakan aset kripto.
Dia berharap, agar masyarakat sudah memahami dengan bijaksana dalam menggunakan aset kripto.
“Think before click! Itu yang selalu kami sampaikan. Supaya tidak menjadi korban kejahatan investasi bodong,” sambungnya.
Senada, Kepala Unit 4 Subdirektorat 4 Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kompol Seto Handoko Putra mengemukakan, film “13 Bom di Jakarta” memberikan pengenalan tentang kripto dan blokchain lebih luas kepada masyarakat.
“Filmnya keren ya, banyak action, total action, sangat informatif mengenai apa itu Indodax, apa itu bitcoin, pengenalan juga buat masyarakat luas, cocoklah buat ditonton,” katanya.
Seto juga menjelaskan, kasus penggunaan bitcoin untuk mendukung tindakan terorisme memang belum ada.
Tapi, pencucian uang ke bitcoin sudah ada.
“Kalau untuk pencucian uang kita ada pengaduan, tapi terkait untuk bitcoin kami selalu bekerja sama juga dengan Indodax dan teman-teman, kebetulan hubungan cukup baik,” katanya.
Kepolisian membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat yang ingin melaporkan terkait pencucian uang ataupun bitcoin.
Seto juga menambahkan, Subdirektorat (Subdit) Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya selalu memberikan imbauan terkait antisipasi bahaya “phising“, “malware“, maupun “ransomware“.