Forbes Dobrak Stereotip Batasan Sukses Perempuan Lewat Daftar ’50 Over 50′
Jakartakita.com – Forbes setiap tahunnya mengeluarkan daftar 30 under 30, yaitu nama-nama anak muda dari kalangan pengusaha, pemimpin, maupun pekerja seni yang berhasil membuat sebuah terobosan.
Tahun ini, untuk pertama kalinya majalah bisnis dan finansial itu mengeluarkan daftar 50 Over 50 di awal Juni ini.
Daftar ini menyorot 50 wanita berusia di atas 50 hingga 80 tahun yang mendobrak batas profesional mereka.
Ada tiga kriteria pencapaian yang dinilai. Pertama, punya keberhasilan setelah menginjak di usia 50 tahun. Kedua, sukses dalam skala besar, seperti seorang CEO perusahaan. Ketiga, memiliki pola pikir bukan hanya bekerja untuk kesuksesan mereka, tetapi juga menciptakan kesempatan yang lebih baik, terutama bagi generasi mendatang.
Daftar ini datang dari pemikiran Brzezinski saat merayakan ulang tahunnya ke-50. Ia melihat ada demografi yang sering dilewatkan, yaitu perempuan di atas 50 tahun dan masih punya semangat bekerja serta mengejar mimpi mereka tanpa memikirkan batasan usia.
Demografi ini, menurutnya, sangat kuat serta bisa menjadi inspirasi besar bagi masyarakat, khususnya perempuan.
Brzezinski sendiri dahulu menganggap kariernya akan selesai di usia 40 tahun, nyatanya itu tidak terjadi. Dia justru semakin bisa berkarya.
Menurutnya, projek ini adalah pekerjaan paling berdampak besar bagi pengembangan dirinya.
Brzezinski menilai, pertambahan usia justru mengizinkan perempuan untuk bertumbuh, lebih bijak, serta berani. Mereka juga tetap dapat diperhitungkan pada bidangnya masing-masing.
Kemunculan daftar ini menjadi lebih terasa karena tak jarang perempuan menghadapi diskriminasi soal umur di dunia kerja. Semakin bertambah usia, maka perempuan akan semakin susah mendapatkan pekerjaan.
Sebuah studi menyampaikan, bahwa perempuan di atas 40 tahun mendapatkan diskriminasi usia dalam pekerjaannya. Mereka dianggap sudah kurang produktif serta memiliki ilmu yang stagnan. Padahal jika melihat kenyataannya, umur bukanlah masalah untuk prempuan mencetak prestasi.
Dunia dapat melihat buktinya dari perempuan-perempuan yang masuk ke dalam daftar 50 Over 50 tersebut. Misalnya, Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris. Harris menduduki jabatan Wakil Presiden di usia ke-56 tahun. Ini merupakan sebuah prestasi di mana dia adalah wanita kulit hitam keturunan India pertama yang menjadi Wapres negara adidaya. Karier Harris mencatatkan segudang prestasi. Ia mempunyai latar belakang yang kuat dalam menangani masalah kesetaraan gender dan permasalahan rasial. Presiden Joe Biden bahkan sempat mengaku kagum dengan sosok Harris yang dinilainya begitu progresif.
Selain Harris, Shonda Rhimes (51) turut menjadi contoh perempuan yang menggebrak batasan usia. Ia membuktikan diri melalui perjuangan dalam kariernya sebagai penulis dan produser. Rhimes berjuang dalam kesetaraan upah kerja pada industrinya.
Rhimes juga telah berhasil membangun perusahaan besar dengan mengedepankan lingkungan yang inklusif. Baru-baru ini, Bridgerton, salah satu serial televisi garapan rumah produksinya berhasil memecah rekor tayang di Netflix.
Sosok hebat lainnya adalah Gail McGovern. Ia menduduki kursi kepemimpinan American Red Cross pada usia 56. McGovern sempat menyatakan bahwa perempuan tidak boleh takut karena umurnya. Kunci keberhasilannya adalah tetap semangat mengejar mimpi, membangun hubungan yang baik dengan kolega dan mentor, serta selalu mendorong diri untuk belajar.
Forbes juga menuliskan nama Arianna Huffington pada daftar 50 Over 50. Perempuan satu ini adalah pendiri salah satu media terbesar di Amerika Serikat, Huffington Post. Ia pun produktif untuk terus menulis dan mengeluarkan buku-buku terbarunya. Huffington sangat aktif berbagi pengalamannya pada generasi muda, seputar karier dan kehidupan. Huffington Post bahkan pernah mengeluarkan kampanye yang mendukung generasi muda untuk mendapatkan keseimbangan antara istirahat dan bekerja.
Jika Huffington dari bidang media, ada Jennifer Doudna yang membuktikan pencapaiannya pada bidang biokimia. Ilmuwan berusia 57 tahun ini menerima Hadia Nobel Kimia 2020, karena bersama rekannya, Emmanuelle Charpentier, berhasil menemukan salah satu alat paling tajam dari teknologi gen, yaitu gunting genetik CRISPR atau Cas9.
Terlepas dari lima nama di atas, masih banyak lagi perempuan inspiratif yang karirnya sukses pada usia 50-an tahun ke atas. Jalannya memang tidak mudah, tetapi bukan berarti mereka menyerah. Semangat menjadi pendobrak stereotip untuk generasi perempuan berikutnya!
Penulis: Dian Ekasari (anggota Perempuan Indonesia Satu)