Take a fresh look at your lifestyle.

Peringati Hari Anak Sedunia, HOYA Indonesia Luncurkan “Program Glasses of Hope” Upaya Mewujudkan Penglihatan Jelas untuk Masa Depan Anak

0 7,727

Tiket Pesawat Murah Airy

Jakartakita.com – NOVEMBER menjadi memontum peringatan Hari Anak Sedunia 2024 (20 November), peringatan itu HOYA Indonesia meluncurkan inisiatif Glasses of Hope, sebuah program tanggung jawab sosial (CSR) yang bertujuan memberikan akses kesehatan mata bagi anak-anak kurang mampu. Program ini dilakukan bekerja sama dengan Perdami SPGR (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, Seksi Penanggulangan Gangguan Refraksi) dan didukung oleh Optik Seis.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mata anak-anak Indonesia, dengan menurunkan angka gangguan refraksi yang tidak terkoreksi, khususnya bagi mereka yang kurang mampu dan memerlukan bantuan. Berdasarkan data dari WHO, gangguan refraksi seperti miopia (rabun jauh atau mata minus) merupakan salah satu tantangan kesehatan yang meningkat pesat, khususnya di kalangan anak-anak usia sekolah. Hal ini sering kali menjadi penghalang utama bagi anak-anak dalam proses belajar di Sekolah.

Nihla Azkiya selaku Marketing Asst. Manager HOYA Indonesia mengatakan “Glasses of Hope, adalah upaya dan bukti komitmen kami untuk menciptakan masa depan yang lebih baik lagi bagi anak-anak Indonesia. Program ini lebih dari sekadar menyediakan kacamata; ini adalah langkah nyata untuk memenuhi kebutuhan mendasar yang dapat membentuk masa depan seorang anak”.

HOYA percaya bahwa setiap anak berhak mendapatkan penglihatan yang jelas untuk mendukung potensi akademis dan sosial mereka. Glasses of Hope hadir sebagai solusi untuk memberikan edukasi, pemeriksaan mata gratis, dan donasi kacamata bagi anak-anak yang memerlukan, agar mereka dapat melihat dengan jelas dan meraih masa depan yang lebih baik,” ucap Nihla saat Press Conference di Go Work Plaza Indonesia, Jakarta, Selasa (19/11/2024).

Hal itu dibuktikan melalui kegiatan CSR maupun kegiatan MiYOSMART Glasses of Hope yang dihelat produsen lensa mata asal Jepang itu. Hoya menemukan terdapat banyak anak usia sekolah mengalami myopia yang cukup tinggi tetapi masih belum dikoreksi menggunakan kacamata, bahkan banyak dari diantaranya yang orangtuanya tidak menyadari bahwa sang anak mengalami myopia.

Sementara itu, Ketua Perdami SPGR, Dr. dr. Tri Rahayu, SpM(K), FIACLE, menekankan pentingnya akses kesehatan mata bagi anak-anak. “Kami berharap program ini menjadi langkah awal yang mendorong pemerintah dan masyarakat untuk lebih memperhatikan pencegahan dan kontrol miopia. Glasses of Hope adalah solusi nyata yang menjawab kebutuhan tersebut.”

Masalah penglihatan pada anak SD cukup sering ditemukan dan ada tren mengalami peningkatan di beberapa dekade terakhir ini, dengan perubahan gaya hidup menjadi lebih banyak menggunakan alat-alat digital untuk belajar menjadi salah satu penyebabnya disamping kurangnya kegiatan di luar ruangan.

Related Posts
1 daripada 6,667

Ketua Vision Project Perdami SPGR, dr Kianti Raisa Darusman SpM(K) menambahkan, “Dari perspektif kami sebagai dokter spesialis mata anak, saya ingin mengajak semua pihak untuk bertindak segera dalam pencegahan dan kontrol miopia, serta mendukung program Glasses of Hope agar inisiatif ini berkelanjutan, bukan hanya sebagai masalah kesehatan mata anak, tapi juga sebagai masalah sosial, pendidikan, dan potensi menjadi SDM berkualitas di Indonesia.”

“Masalah umum yang sering ditemukan adalah kelainan refraksi atau kelainan mata yang membutuhkan kacamata. Dari suatu penelitian ternyata penglihatan yang baik dapat meningkatkan kemungkinan anak untuk gagal belajar sampai 44%,” jelas Kianti Raisa.

Ia menegaskan, masalah penglihatan penting ditangani dini pada anak karena adanya periode emas untuk mengkoreksi penglihatan untuk cegah terjadi mata malas, yakni usia 10 tahun.

Gangguan penglihatan seperti refraksi yang tidak terkoreksi dapat berdampak negatif pada proses belajar anak di sekolah, yang pada akhirnya dapat memengaruhi prestasi akademik dan aspek lain di kehidupannya. Hal ini tidak hanya memengaruhi kemampuan akademik, tetapi juga perkembangan sosial dan kepercayaan diri mereka. Sayangnya, kesadaran akan pentingnya kesehatan mata anak di Indonesia masih rendah, sehingga inisiatif ini diharapkan dapat membuka mata masyarakat akan isu ini.

Penyebab Myopia (rabun jauh) terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh pada tempat yang semestinya, yaitu retina. Kondisi ini disebabkan oleh bola mata yang lebih panjang dari bola mata normal.

Gejala Myopia bisa terjadi pada siapa saja dari segala kelompok usia. Namun, kondisi ini umumnya mulai muncul pada anak-anak usia sekolah hingga remaja. Dan berkembang lebih cepat sesuai dengan usia berkembangnya anak, yakni 6-14 tahun,” tandas Kianti Raisa.

Melalui kolaborasi dengan Perdami SPGR dan Optik Seis, serta partisipasi aktif konsumen HOYA, Glasses of Hope memastikan pemeriksaan mata dilakukan secara profesional dan bantuan kacamata diberikan secara tepat sasaran. Inisiatif ini diharapkan menjadi langkah nyata untuk mengurangi angka gangguan refraksi khususnya yang tidak terkoreksi pada anak-anak Indonesia dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah.


Tinggalkan komen