Aliansi Kebangsaan Rekomendasikan GBHNB Sebagai Haluan Negara
Jakartakita.com – Diskusi yang mengangkat tema ‘Urgensi Haluan Negara’, yang digelar Aliansi Kebangsaan pada hari Kamis (19/5/2016), di Aula SD Kupu-Kupu (Sekolah Daoed Joesoef), di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, merekomendasikan dimunculkannya kembali Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan Berbangsa, sebagai panduan arah pembangunan berbangsa dan bernegara.
“Jadi, sebagai panduan dalam proses berbangsa, tak hanya panduan dalam bernegara. Karena itu namanya GBHNB, bukan GBHN saja,” kata Prof. Dr. Daoed Joesoef, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di era Presiden Soeharto.
Ia menekankan, GBHNB ini harus berupa satu konsep pembangunan yang berkelanjutan yang bertujuan tidak sekadar menambah plus-value-of-things (income), tetapi lebih-lebih meningkatkan nilai tambah manusia (to be more, penyempurnaan diri, diuwongke).
Selain Prof. Dr. Daoed Joesoef, juga hadir dalam diskusi tersebut, Prof. Ryaas Rasyid yang juga setuju bahwa GBHN dihidupkan kembali, dengan apapun namanya.
Ryaas menilai, adalah tidak mungkin sebuah negara berjalan dengan baik, jika tidak memiliki arah pembangunan berkebangsaan.
Pasalnya, lanjut Ryaas, saat ini semua lembaga negara memiliki posisi yang sama dalam menjalankan fungsi dan tugas sebagai pemantau jalannya regulasi sebuah negara.
“Dulu setiap 5 tahun, Presiden menyampaikan laporannya kepada MPR. Sekarang tidak, karena fungsi MPR tidak lagi sebagai lembaga tertinggi negara dan Presiden sederajat dengan DPR, BPK dan lembaga lain lain,” jelasnya.
Sementara itu, Prof. Dawam Rahardjo menilai, perlu ada konsensus dari semua elemen bangsa, antara lain, dari partai politik, dari DPD, golongan-golongan, termasuk dari kalangan cendekiawan untuk kemudian menghidupkan kembali GBHN.
“Harus ada konsensus dari semua elemen bangsa bahwa GBHN itu penting digaungkan kembali agar pembangunan bangsa dan negara berjalan dengan relnya,” tegas dia.
Adapun Ketua Aliansi Kebangsaan, Pontjo Sutowo mengatakan 9 dari 10 fraksi yang ada di MPR saat ini setuju dengan dihidupkannya kembali GBHN. “Momentumnya sudah ada,” tandas dia.