Jakartakita.com -Harga pasar real estate Jakarta didapuk menjadi yang paling tinggi di negeri ini. Tingginya permintaan akan kebutuhan papan di ibukota menunjukkan ketidakseimbangan supply yang menunjukkan tanda semakin langka sehingga harga properti kian meroket. Pasalnya, Jakarta menjadi kota yang menjadi sasaran pendatang dalam peruntungan karir sebagai pusat perekonomian nomer wahid di negeri ini.
Melihat beberapa tahun ke belakang, rentetan pasang surut pasar properti Indonesia turut menarik perhatian dunia. Harga properti mewah di Jakarta mengalami peningkatan paling drastis dibandingkan dengan kota-kota lainnya di seluruh dunia. Pada tahun 2013 luxury property price di Jakarta tercatat melesat sekitar 37,7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan persentase tersebut, harga properti mewah Jakarta mengalami peningkatan paling unggul sedunia.
Pada tahun 2012 bahkan tercatat lonjakan harga properti dari tahun sebelumnya, sebesar 38 persen. Namun, posisi ini tak bertahan lama dengan merosotnya angka annual growth properti ibukota. Jakarta harus rela turun ke rangking 12 Prime International Residential Index 2014. Namun, Bali menjadi rising star menyalip Jakarta dan bertengger di posisi ketiga, berada dibawah kota New York dan Aspen. Beberapa faktor dari dalam yang diprediksi menyebabkan melemahnya sektor properti dalam negeri tahun 2014 diantaranya perlambatan ekonomi dan konsentrasi politik menjelang pemilu, sedangkan tahun 2015 merupakan masa stabilisasi. Anjloknya perekonomian global juga mempengaruhi investasi properti di negeri ini.
Upaya perubahan hukum kepemilikan properti juga dipercaya dapat menstimulus kebangkitan sektor properti di Indonesia, termasuk Jakarta. Kedatangan tenaga kerja ekspatriat yang merupakan salah satu target pasar properti premium juga diharapkan meningkat dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Peraturan pemerintah mengenai kepemilikan properti asing pun dilonggarkan sejak Desember 2015 silam dengan mengesahkan Warga Negara Asing untuk memiliki rumah dan apartemen. Akan tetapi, pemerintah agaknya perlu berhati-hati agar property bubble tak terjadi di Indonesia.
Peraturan lainnya yang juga direvisi adalah ketentuan Loan to value (LTV) sebesar 10 persen, sehingga bank dapat memberikan kredit 80 persen dan masyarakat membayarkan DP sebesar 20 persen dari harga properti. Menurut Eddy Ganefo selaku ketua APERSI, hal tersebut belum memberikan perubahan yang signifikan kecuali jika pemerintah meningkatkan kredit sebesar 90 persen sehingga dapat menstimulus pasar sebesar 30 persen.
Sektor properti dalam negeri dinilai memiliki optimisme di masa yang akan datang. Faktor kuat yang dapat mendongkrak kembali kejayaan pasar properti mewah dinilai cukup dimiliki oleh Indonesia. Masih menurut laporan kekayaan 2015, Jakarta bertengger di peringkat 23 dalam 40 kota penting UNHWI 2015 (Ultra Nett High World Individual) yaitu sebutan bagi orang yang memegang kekayaan mencapai 30 juta dollar Amerika. Disebutkan pula bahwa jumlah konglomerat Jakarta diprediksi akan melonjak drastis sebesar 138,9 persen dalam periode 2014 hingga 2024, sehingga memungkinkan jika demand properti premium Jakarta turut terdongkrak.
sumber:
http://www.lamudi.co.id/research/whitepaper-2015/
http://content.knightfrank.com/research/83/documents/en/wealth-report-2015-2716.pdf