Jakartakita.com: Banyak yang tidak tahu kalau dahulu Jakarta dipimpin oleh seorang walikota, bukan gubernur. Walikota Jakarta yang pertama diangkat pada masa pendudukan Jepang, di bulan Juli 1945. Namun saat itu walikota Jakarta adalah seorang pembesar Jepang (Tokubetsyu Sityo). Wakilnya bernama Raden Suwiryo dan Baginda Dahlan Abdullah..
Pada tanggal 10 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu setelah bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki. Berita takluknya Jepang ini sengaja ditutup-tutupi. Tapi Raden Suwiryo, dengan berani menanggung segala akibat menyampaikan kekalahan Jepang ini pada masyarakat Jakarta dalam suatu pertemuan. Raden Suwiryo lah yang menyebarkan semangat kemerdekaan di jakarta, termasuk meminta Bung Karno dan Bung Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Perpindahan kekuasaan dari Jepang dilakukan tanggal 19 September 1945 dan Suwiryo ditunjuk jadi Walikota pertama Jakarta pada tanggal 23 September 1945.
Raden Suwiryo yang lahir di Wonogiri tanggal 17 Februari 1903. Selain pernah menjabat sebagai Ketua Umum PNI, Raden Suwiryo juga pernah menjadi Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Sukiman-Suwiryo. Sejak muda Suwiryo aktif dalam berbagai perhimpunan pemuda salah satunya Jong Java, Jawa Hokokai dan PUTERA. Dia bahkan turut mendirikan Partindo.
Suwiryo menamatkan AMS dan kuliah di Rechtshogeschool namun tidak tamat. Suwiryo sempat bekerja sebentar di Centraal Kantoor voor de Statistik. Kemudian menjadi guru Perguruan Rakyat, pimred majalah Kemudi. Menjadi pegawai pusat Bowkas “Beringin” sebuah kantor asuransi. Hingga menjadi pengusaha obat di Cepu. Beberapa jabatan politik juga pernah diraihnya.
Ketika pasukan Sekutu mendarat yang didomplengi oleh pasukan NICA (Nederlands Indies Civil Administration), pada awal 1946, Presiden Sukarno dan Wakil Presiden, Hatta hijrah ke Yogyakarta. Suwiryo yang tetap berada di Jakarta menginstruksikan kepada semua pegawai pamong praja agar tetap tinggal di tempat menyelesaikan tugas seperti biasa.
Pada 21 Juli 1947 saat Belanda melancarkan aksi militernya, Suwiryo diculik oleh pasukan NICA di kediamannya di kawasan Menteng pada pukul 24.00 WIB. Selama lima bulan dia disekap di daerah Jl Gajah Mada, dan kemudian (Nopember 1947) diterbangkan ke Semarang untuk kemudian ke Yogyakarta.
Di kota perjuangan, wali kota pertama Jakarta ini disambut besar-besaran oleh Panglima Besar Sudirman yang datang ke stasion Tugu. Di sana Suwiryo ditempatkan di Kementrian Dalam Negeri RI sebagai pimpinan Biro Urusan Daerah Pendudukan (1947-1949). Pada September 1949, Suwiryo kembali ke Jakarta sebagai wakil Pemerintah RI pada Republik Indonesia Serikat (RIS).
Raden Suwiryo meninggal pada tanggal 27 Agustus 1967 dan dimakamkan di Taman makam Pahlawan Kalibata. Setelah 6 tahun berjuang melawan sakitnya. (Risma/berbagai sumber).