8 Alasan Logis Menolak Tawaran Kerja

Jakartakita.com : Panggilan wawancara kerja adalah saat yang paling mendebarkan sebelum memasuki pekerjaan impian. Begitu semangatnya, sering membuat Anda lupa untuk melihat layakkah perusahaan itu untuk Anda.

Jangan asal menerima tawaran pekerjaan sekalipun Anda ‘terdesak’ tanpa terlebih dulu mencari tahu bagaimana prospek perusahaan tersebut. Ada sejumlah alasan mengapa Anda harus menolak tawaran pekerjaan, atau setidaknya berpikir seribu kali lagi untuk menerimanya, karena sejumlah alasan yang sangat masuk akal, yang mungkin tak diungkapkan si pewawancara. Bahkan beberapa tanda sudah dapat Anda ketahui saat proses wawancara. Kenalilah, agar tak terjerumus!

  1. Aktif mencari informasi. Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang perusahaan yang akan mewawancarai Anda. Hal-hal krusial seperti apakah perusahaan tersebut terdaftar di bursa? Adakah kemungkinan pailit dalam waktu dekat? Dan lain-lainnya.
  2. Turn over karyawan. Tingkat turn over pada karyawan yang tinggi merupakan indikasi perusahaan tersebut masuk dalam kategori ‘tidak sehat’. Lebih baik lakukan riset kecil-kecilan di perusahaan tersebut sebelum memutuskan bergabung. Siapa tahu ternyata perusahaan itu tidak lebih baik dari tempat Anda bekerja sekarang.
  3. Tak seorang pun terlihat senang. Saat Anda mendatangi calon tempat kerja untuk wawancara, jangan lupa untuk melihat-lihat keadaan di tempat tersebut. Apakah resepsionis, satpam menyapa Anda dan tamu lain dengan senyum? Jika Anda melihat orang-orang yang bekerja di sana terlihat bosan, stress, lelah, bisa jadi Anda akan merasakan hal yang sama saat bergabung dengan perusahaan itu.
  4. Mendapat pertanyaan aneh. Jika calon bos Anda saat wawancara tiba-tiba menanyakan apakah Anda mudah tersinggung oleh kata-kata kasar atau makian. Bisa jadi si calon bos memang mencari bawahan yang ‘tahan banting’ menerima makian dan kata-kata kasar saat ia kesal.
  5. Simak baik-baik pembicaraan si pewawancara. Pewawancara juga manusia yang punya rasa kecewa dan jengkel. Simak baik-baik pembicaraannya, boleh jadi di balik lelucon bernada sinis ada kebenaran tentang perusahaan tersebut yang perlu Anda cermati.
  6. Posisi dengan job-desc yang tidak jelas. Anda mungkin lupa menanyakan job desc dari posisi yang ditawarkan karena begitu bersemangatnya Anda untuk segera bekerja. Tanyakan job desc Anda untuk menyamakan persepsi. Bila si pewawancara terlihat ‘gagap’ dalam menjelaskan atau sering berkelit mengubah topik. Jangan heran bila masalah akan timbul di kemudian hari.
  7. Uang bukan segalanya. Jika uang merupakan faktor utama keputusan Anda untuk menerima pekerjaan baru, pikir dua kali sebelum memutuskannya. Kantor baru nanti mungkin menawarkan paket kompensasi yang lebih menarik, namun bagaimana jika imbal baliknya Anda harus bekerja hampir 14 jam selama lima hari dan masih harus lembur atau masuk kantor di akhir pekan? Uang bisa jadi tak akan dapat membeli kebahagiaan atau pemenuhan kebutuhan profesional yang Anda dambakan.
  8. Reputasi buruk. Pindah ke tempat kerja di perusahaan yang bereputasi buruk atau penuh skandal bukanlah tindakan bijaksana karena hanya akan ‘mencemari’ CV Anda. Ini bukan hanya soal uang, namun juga semacam kehormatan yang didapat dari predikat di mana Anda bekerja dan mengaktualisasikan diri.

(Risma)

Comments (0)
Add Comment