Metro Kapsul, Angkutan Jakarta Masa Depan

doc: harian terbit

Jakartakita.com: Proyek monorel Jakarta yang sudah dimulai sejak tahun 2004, hingga kini masih belum jelas nasibnya.Pemprov DKI Jakarta justru mewacanakan proyek transportasi massal yang baru. Metro kapsul. Angkutan umum yang juga berbasis rel.

Nantinya Metro kapsul akan diintegrasikan dengan monorel dan Mass Rapid Transit (MRT). Keberadaannya untuk memenuhi kebutuhan transportasi dan mengatasi kemacetan di Jakarta. Menurut Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, kemacetan tidak bisa diatasi dengan satu macam moda transportasi saja. Dibutuhkan banyak moda transportasi berbasis rel.

Moda transportasi masal tanpa awak yang diusung oleh konsorsium yang digawangi empat perusahaan dengan ahli dari ITB tersebut telah dikembangkan selama delapan tahun terakhir. Namun pihak  konsorsium baru memulai penjajakan dengan Pemprov DKI setelah Jokowi menjabat sebagai gubernur.

Secara fisik, Metro kapsul mirip seperti sky train di Singapura. Hanya saja, bentuknya berupa kapsul dengan kapasitas 50 penumpang. Untuk pengoperasiannya menggunakan listrik dengan berbasis jalan beton setinggi empat hingga lima meter dari tanah. Kapsul ini bergerak berkelompok dengan berjumlah 10 kapsul dari stasiun satu ke stasiun lainnya. Pihak konsorsium mengklaim bisa mengangkut 19.000 penumpang per jam. Ini berarti melebihi daya angkut monorel yang hanya sekitar 16 ribu orang per jam.

Selain kelebihan tersebut,  biaya investasi per kilometer Metro kapsul juga lebih murah. Bila monorel mencapai Rp400 miliar per kilometer, metro kapsul hanya Rp100 miliar per kilometer. Angka ini jauh di bawah  investasi MRT yang mencapai Rp900 miliar per kilometer.

Setiap kereta dioperasikan individual secara otomatis. Waktu tunggu kereta juga sangat singkat pada waktu padat. Dengan penggerak motor listrik, metro kapsul tidak bising dan bebas polusi.

Pembangunan track metro kapsul juga tidak memerlukan pembebasan lahan. Konsorsium metro kapsul menjamin kegiatan pembangunan transportasi masal ini tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat Jakarta. Stasiun dan halte bisa dibangun di berbagai tempat, misalnya mal, kampus, kompleks perumahan, rumah sakit dan sebagainya. Dengan kapasitas angkut yang fleksibel, metro kapsul dapat diaplikasikan dalam perencanaan sistem transportasi apapun dimasa mendatang. Bila sudah rampung, pihak konsorsium metro kapsul rencananya akan mematok tarif Rp10 ribu untuk satu penumpang ke berbagai tujuan. (Risma)

metro kapsulmetro miniMonorelMRTsolusi macettransportasi
Comments (0)
Add Comment