Jakartakita.com – Bagi Anda yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya pasti tahu keberadaan roti ‘jadul’ Tan Ek Tjoan. Nama roti Tan Ek Tjoan seolah tidak bisa dilepaskan dari sejarah Jakarta. Meskipun pabrik roti ini pertama didirikan di Bogor oleh Tan Ek Tjoan namun keberadaan toko roti Tan Ek Tjoan yang berada di Jalan Cikini Raya No. 61 sudah demikian melegenda. Gerobak rotinya yang masih berdinding kaca pun masih dengan setia berkeliling Jakarta menawarkan rotinya yang terkenal empuk dan enak.
Toko roti Tan Ek Tjoan di Cikini sudah berdiri sejak tahun 1953. Meskipun kini sudah banyak bermunculan toko bakeri baru yang lebih modern, rupanya keberadaan roti Tan Ek Tjoan masih dinanti penggemar setianya. Aroma wangi ragi yang bercampur dengan butter dan telur ditambah dengan tekstur lembut roti membuat siapapun yang pernah menjajal roti ini akan ketagihan.
Roti manis klasik seperti roti gambang, roti isi aneka rasa, roti nougat, roti bimbam, dan tentu saja roti tawar menjadi andalan Tan Ek Tjoan. Sudah puluhan tahun, pedagang roti Tan Ek Tjoan berkeliling dengan gerobaknya mengantarkan roti lezat ini ke seluruh penjuru Jakarta.
Harga yang ditawarkan pun relatif murah. Hanya berkisar dari Rp 5.500 hingga Rp 12.000 di tingkat pengecer. Roti ini tanpa bahan pengawet jadi hanya bertahan dua sampai tiga hari saja. Roti yang tidak laku biasanya akan dikembalikan oleh penjaja untuk dimusnahkan.
Adalah Tan Ek Tjoan sang pemilik resep sekaligus orang di balik legenda roti Tan Ek Tjoan. Roti Tan Ek Tjoan pernah sangat berjaya pada tahun 1990-an hingga tahun 2005. Saat itu, produksi rotinya mencapai 100.000 per hari dengan jumlah pedagang keliling 180 orang. Tahun 2005, Tan Ek Tjoan mulai sakit-sakitan dan meninggal pada tahun 2007 pada usia 80 tahun.
Meninggalnya Tan Ek Tjoan tentu saja membuat usaha roti yang sudah berdiri puluhan tahun ini sempat nyaris bangkrut. Tahun 2010, manajemen roti Tan Ek Tjoan diambil alih oleh Jossy Rafli Darwin. Dialah yang menyelamatkan roti Tan Ek Tjoan dari kebangkrutan. Saat itu roti ini hanya berproduksi 2.500-3.000 roti per hari dengan jumlah pedagang 80 orang.
Kini roti Tan Ek Tjoan berproduksi sedikitnya 10.000-12.000 roti perhari dengan 7 agen roti yang tersebar di Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Dengan jumlah pedagang keliling 100 orang. Roti ‘jadul’ ini sedang berjuang mati-matian bertahan hidup di tengah kompetisi pasar roti yang mulai ‘sesak’.
Toko roti legendaris yang berdiri di Jalan Cikini Raya No. 61 itu pun terancam digusur karena rencana pembangunan apartemen di kawasan Cikini. Pihak manajemen memang sudah bersiap-siap memindahkan pabriknya di kawasan Ciputat. Jika ini terjadi maka lenyaplah sudah memori toko roti Tan Ek Tjoan dari Cikini yang sudah melegenda.
walaupun mungkin cuma sesekali beli rotinya
tapi namanya bangunnan tua, seharusnya mendapat perlindungan dari gubernur dki.
Saat jakarta di landa dengan krisisnya makan tampa bahan pengawet untuk menikmati rasa khas akan bahan bahan alami. Toko roti yang memiliki cita rasa tinggi dan tampa bahan pengawet malah ingin di gusur untuk di dirikan suatu bangunan yang sebenarnya menambah sesak Ibu Kota Jakarta. Di mana pemerintah yang harusnya melindungi budaya di Ibu pertiwi ini?
yah jangan digusur dulu dong, saya belum pernah coba langsung datang ke tokonya di cikini nih
Pernah dapat roti ini dr tante yg tinggal di daerah moderen land..tanggerang..tp gak tau no tlp. Pengen banget beli lagi kalo ke tokonya jauh banget