Jakartakita.com – Wacana penghapusan Ujian Nasional (UN) kembali bergaung. Pasalnya, pelaksanaan ujian nasional disinyalir kurang membawa manfaat pada anak murid.
“Saya setuju UN dihapus. Kecerdasan anak tidak bisa diukur melalui UN,” kata Psikolog Poppy Amalya, di Jakarta, Minggu (18/1).
Menurut Poppy, banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan akademik seorang anak. Antara lain kondisi fisik murid, misalnya saat sedang sakit atau haid. Selain itu, kemampuan anak di daerah tidak bisa disamaratakan dengan anak-anak di ibu kota.
“Solusinya, lakukan observasi di sekolah dengan adanya konsul sekolahan,” tegas dia.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, saat ini tengah mengkaji keberlanjutan dan reposisi UN. Menurut Anies, kajian tersebut dilakukan untuk mencari titik temu antara dua sisi pelaksanaan UN.
“Satu sisi kita ingin memastikan bahwa anak-anak memiliki standar yang baik dan memadai. Tapi disisi lain, membuat proses ujian atau tes bukan sesutau yang membenani, mengerikan, bahkan mengubah orientasi belajar,” tandas Anies.