’’Jika kami dapat mengekstrasi racun-racun itu dan dan mengubahnya menjadi obat, maka orang-orang tidak akan merasakan stimulasi dari syaraf-syaraf yang biasanya menyebabkan rasa sakit, ‘’ ujar Julie Garb, seorang peneliti laba-laba di departemen biologi University of Massachusetts di Lowell, seperti dikutip healthscience
baru-baru ini.
Diperkirakan ada sembilan juta protein dalam racun 45.000 spesies laba-laba di dunia. Hanya sedikit sekali, 0,01 persen, dari peptida itu yang sejauh ini telah diselidiki untuk aktivitas biologinya, menurut Garb.
’’Namun mungkin hanya ada satu komponen yang memiliki dampak medis positif dan berguna, jadi mereka mencoba mengisolasi dengan tepat apa itu. Jadi jika kami tahu secara tepat apa itu, maka kami dapat memproduksinya sebagai obat,’’ ujarnya.
Para ilmuwan Australia menyebutkan bahwa teknik yang mereka gunakan untuk menyaring racun laba-laba dapat digunakan untuk menguji senyawa-senyawa lain, mengidentifikasi racun-racun yang berguna untuk dapat digunakan membuat obat baru.