Selama 16 hari masa studi, para partisipan ini menjalankan pola tidur berbeda, yakni selama 13 hari hanya tidur selama empat jam setiap malamnya atau tidur dengan waktu normal yakni sembilan jam per malamnya. Sementara tiga hari sisanya dimanfaatkan sebagai masa pemulihan.
Selama penelitian berlangsung, peneliti terus memantau tekanan darah partisipan selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan, sepanjang malam, tekanan darah partisipan yang tidur hanya selama empat jam sekitar 115/64 mmHg. Sementara mereka yang waktu tidurnya normal, memiliki tekanan darah sekitar 105/57 mmHg.
Peneliti mengatakan, tekanan darah yang tinggi sepanjang malam terjadi saat partisipan mengalami kurang tidur. Di samping tekanan darah, peneliti juga menemuka bahwa detak jantung partisipan yang kurang tidur lebih tinggi dibandingkan mereka yang waktu tidurnya normal.
“Kita tahu tekanan darah tinggi, terutama pada malam hari, merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung,’’ kata peneliti penyakit kardiovaskular dari Mayo Clinic, Naima Covassin, Ph.D, dikutip Reuters Minggu (15/3/2015).