Pasalnya aplikasi ini memungkinkan bagi para pengunduh yang terdaftar untuk berdonasi Rp 2.000 per kilometer ke yayasan sosial yang dipilih oleh mereka sendiri. Lalu uangnya darimana?
Uang yang didonasikan lewat Phiruntrophy juga bukan dari kocek sendiri, melainkan dari sponsor. Jadi pengguna aplikasi ini, hanya bersifat mengarahkan uang donasinya saja yang berasal dari sponsor. Hanya saja ada ketentuannya seperti sebagai ganti uang, pengguna harus melakukan kegiatan olahraga dulu misalnya lari atau bersepeda sejauh berapa kilometer. Itulah mengapa aplikasi ini disebut mendorong kegiatan amal yang menyehatkan.
Semenjak aplikasi Phiruntrophy dirilis ke publik di GooglePlay Store September 2014, sudah ada 1500 pengunduh yang aktif berdonasi sambil berolahraga.
Setelah mendapatkan hibah uang dari Bank Mandiri, rencananya Gigih dan kawan-kawannya akan mulai mengembangkan platform untuk iPhone dan akan mengembangkan lebih jauh aplikasinya agar mampu menggaet 10 ribu pengguna di tiga bulan mendatang. Dirinya pun berani bermimpi jika kedepan, akan membuat aplikasi khusus gerakan crowdfunding untuk para pasien yang tidak mampu.
Gigih optimis model bisnis yang merangkul sponsor untuk berdonasi bersama ini akan mampu bertahan sebagai perusahaan. Mengingat tren kaum kalangan menengah ke atas yang semakin tumbuh seiring dengan meningkatnya kepedulian mereka terhadap isu-isu sosial. Kedepannya, Gigih juga akan menggandeng bran dengan segmentasi kalangan atas untuk beriklan di aplikasinya.
Yuk, beramal sambil berolahraga lewat aplikasi Phiruntrophy!