Jakartakita.com – Sebelumnya diberitakan, kalau Kelurahan Roa Malaka dinyatakan sebagai kelurahan terburuk berdasarkan tingkat respon kelurahan warga. Hal ini didasarkan atas banyaknya aduan yang masuk ke aplikasi untuk pengaduan keluhan bagi masyarakat DKI Jakarta, yakni Qlue. Ditambah dengan maraknya pemberitaan kalau Lurah Roa Malaka, Maiyanti Aziz tidak cepat menanggapi keluhan warganya.
Setelah ditelusuri, ternyata ada aduan dari seseorang melalui satu akun berupa nomor telepon seluler yang berkali-kali memberikan aduan di Kelurahan Roa Malaka, Tambora, Jakarta Barat. Menanggapi hal itu, pihak Qlue menyebutkan bahwa seharusnya aplikasi buatan mereka tidak bisa digunakan untuk membuat laporan palsu. Adapun sistem dari aplikasi Qlue sama dengan aplikasi sosial media lainnya, di mana setiap orang bisa bergabung, membuat akun, dan melaporkan aduan yang mereka ketahui untuk ditujukan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.
Sebelumnya, Lurah Roa Malaka Maiyanti Aziz mengatakan bahwa salah satu ketua RT di RW 02 Kelurahan Roa Malaka membuat aduan palsu.
Aduan-aduan itu diunggah ke aplikasi pengaduan warga, Qlue, namun bukan berisi aduan yang sebenarnya, melainkan hanya aduan palsu. Namun, pihak Qlue hanya berkomentar kalau mereka masih melakukan penyelidikan dan pencarian lebih lanjut terkait akun tersebut.
Sebagai informasi, Qlue adalah aplikasi yang memungkinkan warga Jakarta melaporkan keluhannya kepada aparat Pemprov DKI Jakarta yang diluncurkan pada akhir tahun lalu. Aplikasi ini terintegrasi dengan smartcity.jakarta.go.id dan bisa diunduh di Android Play Store. Aplikasi ini terintegrasi dengan aplikasi Crop yang diunduh aparat pemerintah.