Jakartakita.com – Berbicara mengenai perjuangan dari kaum wanita di era sekarang ini, khususnya di bidang seni rupa, tidak akan lengkap bila tidak membahas sosok wanita kelahiran Sibolga yang satu ini. Ia adalah, Dolorosa Sinaga, Pematung Wanita Indonesia, yang karya-karyanya telah ‘go internasional’.
Karya Dolorosa banyak menampilkan keimanan, krisis, solidaritas, multikulturalisme, dan perjuangan wanita. Karya – karya patungnya pun telah banyak di apresiasi dunia internasional, seperti ‘The Crisis’ di Vietnam dan replikanya di International Sculpture Park, Chianti, Italia, ‘Gate of Harmony’ di Kuala Lumpur, Malaysia. Dan yang paling sering kita lihat yaitu ‘Monumen Semangat 66’ di Kuningan, Jakarta Selatan.
Dolo, demikian ia akrab disapa, mengaku, menjadi seorang pematung bukanlah cita-cita sebenarnya, tetapi ia mulai menggunakan patung sebagai medianya untuk eksis di dunia perupa, ketika Ia menyadari bahwa bentuk-bentuk yang bervolume itu lebih menantang dari pada bentuk-bentuk dua dimensi.
“Saya menemukan chemistry pada patung ketika menjelang ujian akhir saya dahulu di LPKJ (sekarang bernama IKJ),” tandasnya.
Sejak saat itu, Dolo pun akhirnya berkonsentrasi dan tekun pada bidang yang amat dicintainya, yaitu dunia seni patung.
Dolo menuturkan, kalau ia merupakan anak perempuan yang tomboy sejak kecil. Ia tidak senang bermain boneka, tetapi meskipun demikian, ia ternyata jago memasak, dan merupakan seorang istri yang baik dalam bahtera rumah tangganya bersama Arjuna Hutagalung.
Banyak mengangkat tema wanita dalam karya – karyanya
Dolo banyak mengangkat persoalan wanita pada karya – karya patungnya. Ia mengaku, ingin melepaskan seluruh energi keperempuanan yang dimilikinya, melalui figur perempuan yang dibuatnya selama ini.
Ia sendiri tidak mengetahui secara pasti, kenapa ia bergelut pada tema itu. Ia menuturkan, bahwa dalam keringkihannya, sosok perempuan memiliki sifat alami yang tangguh dan kuat, layaknya tempaan patung dengan media logam yang digunakannya berkarya selama ini.
Itulah alasan mengapa Dolo membuat patung-patung perempuannya dengan struktur yang sangat kuat. Lewat karya – karyanya Ia ingin menyampaikan sebuah pesan, bahwa perempuan adalah sosok yang terus melawan ketidak-adilan, dalam bentuk apapun.
Baginya, segala bentuk penindasan terhadap kaum perempuan harus dilenyapkan dari muka bumi, ini karena mereka adalah mata rantai kehidupan di bumi.