Usai menyelesaikan 18 hole, Rudianto berbagi tempat dengan Maan di puncak leaderboard dengan tiga under (di bawah par). Maan sendiri masih menyisakan lima hole sehingga berpeluang besar menjadi kampiun pada seri ketiga IGT musim ini. Namun, pegolf kelahiran 4 Februari 1960 ini justru tersandung di hole terakhir ketika terpaksa membuat tiga putt sehingga menghasilkan bogey.
“Saya sebenarnya sudah cukup puas dengan posisi kedua. Apalagi, Bang Maan lebih berpeluang menang karena masih punya beberapa hole. Namun, usai shalat Jumat, saya malah kaget ketika diberi tahu bahwa saya yang menang. Alhamdulillah…,” ujar pegolf yang pernah memperkuat tim Riau di PON 2008 dan 2012. Rudianto membawa pulang hadiah uang sebesar Rp32 juta.
Sementara itu, Maan yang sebenarnya lebih diunggulkan bisa mengukir gelar pertamanya sejak 2010 harus puas posisi di T-2 dengan skor total 212 (dua di bawah par). Meski kecewa, kegagalan ini ditanggapi pegolf yang kini bekerja di Atang Senjaya Driving Range secara positif.
“Saya belum beruntung saja. Di hole akhir, bola saya on the green terlalu jauh dari pin, sehingga harus tiga putt. Hari ini putting saya tidak terlalu bagus,” ujar Maan, yang hari ini membukukan tiga birdie dan dua bogey.
Pegolf amatir Elky Kow mengukir prestasi terbaik dalam seri ketiga IGT 2015. Di samping menjadi satu-satunya pegolf amatir yang bisa lolos cut, pegolf berusia 21 tahun itu bisa meraih posisi T-2, berbagi tempat dengan pegolf veteran Maan. Ini merupakan penampilan pertama mantan atlet PON DKI ini dalam ajang IGT musim ini.
“Melihat total skor hari ini, saya sebenarnya puas. Saya bisa membuat skor lebih baik, khususnya di putaran akhir. Putting saya tidak bekerja dengan baik,” ujar Elky, yang membuat tiga birdie dan dua bogey.