Jakartakita.com – Ada ungkapan yang sangat terkenal di dunia politik. “Tidak ada teman yang abadi. Yang ada adalah kepentingan yang abadi”.
Atau adagium terkenal dari Lord Acton: “Power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely”.
Atau politik ala Machiavelis yang menghalalkan segala cara untuk meraih tujuan (kekuasaan).
Beragam tingkah polah para politikus mencerminkan ungkapan-ungkapan diatas.
Maka jangan heran jika Anda mendengar seorang politikus mengumbar janji dan dikemudian hari mengingkarinya.
Termasuk juga jika ada sebuah koalisi partai yang semula berseberangan dengan pemerintahan yang berkuasa kemudian menjadi mitra partai yang ada di pemerintahan, disaat memiliki kepentingan yang sama.
Dalam konteks ini, jangan heran jika Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang berasal dari Koalisi Merah Putih (KMP) menyatakan bahwa partainya siap berkoalisi dengan partai politik dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH), yang ‘berseberangan’ di Pemilu Presiden lalu.
Namun, buru-buru ia mengatakan, bahwa koalisi tersebut ditujukan untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak bulan Desember mendatang.
“Saya sudah sampaikan bahwa kami akan lihat kondisi daerah masing-masing. Kami tidak menutup kemungkinan kerja sama dengan siapapun, termasuk dengan KIH. Kami siap bekerja sama,” kata Prabowo di Hotel Shangri-la, Jakarta, Jumat (12/6/2015) kemarin.
Prabowo hadir di Shangri-la untuk menghadiri acara rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Golkar. Dalam Pilkada nanti, Prabowo menekankan pentingnya kader yang akan diusung bisa berbakti kepada masyarakat.
“Yang penting adalah, putra putri terbaik untuk rakyat dan bangsa,” tegas mantan menantu Presiden Soeharto ini.
Ia pun kembali menegaskan bahwa pihaknya akan melihat terlebih dahulu perkembangan politik di daerah-daerah untuk peluang berkoalisi dengan partai pendukung Jokowi-JK itu.