Raih Gelar Ketiga, Benita Makin Tegar Pimpin Order of Merit 2015

Jakartakita.com – Tidak ada kejutan dalam pergelaran Indonesia Golf Tour Seri V di Jababeka Golf & Country Club. Seperti yang sudah diprediksikan, Benita Yuniarto Kasiadi berhasil mengukuhkan diri sebagai juara sirkuit golf profesional nasional yang berhadiah total Rp 200 juta. Perolehan skor total total tujuh di bawah par (206) milik Benita sulit dikejar pegolf mana pun, termasuk I Ketut Sugiarta yang menempati posisi kedua dengan skor 217 (empat di atas par).

Meski menutup permainan dengan skor even par di putaran terakhir yang berlangsung Kamis (7/8/2015), hasil tersebut tidak mengubah posisi pimpinan Order of Merit PGA Tour of Indonesia 2015 ini. “Game plan tidak sesuai target, membuat 3 under atau 4 under hari ini.Tidak ada perubahan cara bermain. Semuanya sama seperti kemarin,” jelas Benita, yang membawa pulang uang senilai Rp 32 juta.

Atas hasil itu, Benita makin kukuh di puncak Order of Merit 2015. Keberhasilannya kali ini pun turut membukukan rekor dalam sejarah IGT, bahwa Seri V IGT 2015 merupakan satu-satunya turnamen IGT yang pemimpin klasemennya mencetak skor jauh di atas peserta lainnya, yaitu mencapai 11 pukulan.

Titel Seri V IGT merupakan gelar juara ketiga Benita di musim ini. Ia mengincar satu gelar lagi untuk memenuhi target musim ini. “Berdasarkan target manajemen, khususnya untuk tahun ini,saya harus bisa menang sebanyak 4 kali untuk IGT sendiri. Lalu target selanjutnya adalah mengikuti turnamen ADT. Mudah-mudahan bisa masuk qualifying AsianTour tahun depan,” jelas Benita.

Seri V IGT ini memang menyajikan venue yang cukup berat bagi para peserta. Hawa panas menjadi hambatan tersendiri bagi sebagian besar pemain. Mereka pun harus menghadapi fairway yang “tidak bersahabat”. Bola seolah-olah berhenti dan sulit untuk menggelinding di fairway. Ditambah lagi, kondisi green yang licin cukup menyulitkan para peserta untuk membuat skor rendah.

Benita pun mengakui tantangan yang disodorkan lapangan 18 hole ini. “Kondisi lapangan hari ini cukup panas dan berangin dan sangat menguras tenaga,” jelasnya.  I Ketut Sugiarta setali tiga uang mengenai keadaan lapangan. Ia juga mengalami kesulitan untuk mengembangkan permainannya. “Cuaca yang berangin menghambat saya melakukan second shot sehingga banyak pukulan yang tersangkut dan banyak bola yang mengarah ke kiri,” ujar Ketut.

Ketut memuji permainan Benita yang tidak terpengaruh rekan-rekan bermainnya. Meskipun gagal juara, Ketut puas karena yang mengalahkannya adalah pegolf muda. Ia pun turut senang bahwa IGT bisa menghasilkan pegolf-pegolf muda yang potensial. “Melihat persaingan saat ini di IGT banyak profesional muda mempunyai kemampuan luar biasa. Saya sangat bangga melihat bibit-bibit baru yang akan membawa nama Indonesia ke tingkat internasional,” tambahnya. Baginya, IGT menjadi turnamen yang sangat bagus karena memacu profesional-profesional Indonesia untuk bersaing di tingkat lokal untuk ke jenjang internasional.

Sementara itu, setelah saling susul,Kadek Adi Saksama Putra dan Adrian Halimi akhirnya berbagi gelar Low Amateur. Keduanya sama-sama membuat skor total 227 (14-di atas par). Ini merupakan yang pertama kali dalam sejarah IGT juara amatir terbaik diraih oleh dua pegolf.

Seri IGT selanjutnya, yaitu Seri VI, akan berlangsung di Lotus Lakes Golf Club, Karawang pada 20-22 Oktober 2015.

benita kasiadiGolfigtjababeka
Comments (0)
Add Comment