Kue Dongkal, Panganan Betawi yang Mulai Langka

foto: istimewa

Jakartakita.com – Namanya kue dongkal. Meski rasanya tak kalah enak dengan kuliner khas Betawi lainnya. Namun, sayang kue dongkal kalah pamor. Namanya kurang ‘bunyi’ dibanding kerak telor atay kue pancong. Mungkin karena penjual kue ini pun mulai langka di temui. Bahkan jumlah penjualnya di perkampungan Betawi seperti Rawa Belong saja jumlahnya masih bisa dihitung oleh jari.

Bagi yang belum tahu.  Kue dongkal adalah panganan Betawi yang bentuknya mirip tumpeng. Ya , karena camilan yang terbuat dari tepung beras, sagu, gula merah dan diberi topping parutan kelapa ini memang dibuat dengan cara dikukus menggunakan dandang dan kerucup tumpeng.

Cara membuat kue ini lumayan ribet. Karena tepung beras harus dikukus di dalam dandang hngga menggumpal. Setelah menggumpal tambahkan sagu kemudian adonan tersebut dimasukkan kedalam kerucut tumpeng dan tambahkan gula merah. Adonan tersebut selanjutnya dikukus lagi hingga matang. Setelah matang, kue dongkal disajikan hangat dengan taburan parutan kelapa di atasnya. Hemmm enak!

Rasa kue dongkal memang perpaduah antara gurih dan manis. Kue ini sekilas mengingatkan kita akan kue modern ‘Choco Lava’. Di dalam kue dongkal ada lelehan gula merah , pemanis yang pas untuk tektur lembut tepung beras kue dongkal. Kue ini cukup mengenyangkan untuk disantap.  Makanya tak heran kalau dahulu kue dongkal disajikan sebagai sarapan ditemani the atau kopi hangat.

Tertarik untuk menjajal kue dongkal? Coba saja menelusuri kawasan Rawa Belong atau Pasar Kebayoran Lama, di sana biasanya masih ada beberapa penjual kue dongkal yang masih eksis. Atau bagi Anda yang tinggal di kawasan selatan  Jakarta bisa coba ‘hunting’ di daerah Pamulang Ciputat.

BetawiCiputatkebayoran lamaKue DongkalPamulangrawa belong
Comments (1)
Add Comment