Jakartakita.com – Industri kuliner dewasa ini semakin berkembang pesat. Hal ini terjadi seiring dengan perubahan gaya hidup di masyarakat, khususnya di wilayah perkotaan yang menjadikan ‘berburu’ kuliner baik di warung tenda pinggir jalan hingga restoran bintang lima menjadi sebuah tren gaya hidup.
Menyikapi kondisi tersebut, tiga wanita publik figur yakni Nadia Mulia (artis dan model), Joy Roesma ( Penulis lepas ) dan Vania Wibisono ( Celebrity chef) baru-baru ini meluncurkan sebuah buku yang berjudul ‘Foodie and The City’, yang diharapkan dapat menjadi referensi bagi para pebisnis kuliner untuk mengintip tren dan perilaku konsumen saat ini.
“Para pebisnis kuliner atau calon pebisnis sekarang harus punya referensi yang luas dan kemudian pilih posisinya yang bisa menunjukkan kekhasan resto atau kafe-nya, dengan begitu dia bisa fokus menggarap target pasarnya,” jelas Vania, yang juga konsultan bisnis Horeka (hotel, resto dan kafe), di sela-sela acara peluncuran buku, baru-baru ini di Jakarta.
Dalam buku ini, para pemburu kuliner yang lazim dikenal dengan istilah Foodie, dibedah dalam beberapa kategori berdasarkan perilaku petualangan kulinernya.
Pertama adalah scout foodie. Ciri-cirinya adalah ia selalu mewartakan temuan kulinernya yang ada di pelosok pasar tradisional atau saat traveling ke luar negeri. Ia selalu ditemani kamera profesional dan laptop untuk dikaryakan usai mencicipi hidangan.
Kedua, tipe buzz foodie, ini adalah orang yang selalu ingin menjadi bagian hype, dan tak ingin ketinggalan saat melihat temannya memposting tren kuliner baru di sosial media.
Ketiga, tipe quality foodie, mereka adalah senimannya kuliner. Layaknya kolektor lukisan mahal yang bisa mengeluarkan ratusan juta untuk sebuah lukisan abstrak yang hanya ia sendiri yang pahami, demikian halnya dengan para quality foodie.
Keempat value foodie, yang selalu berburu restoran dengan promo menarik seperti diskon.
Kelima adalah tipe fusion foodie, mereka ini adalah gabungan empat tipe sebelumnya, perburuan kuliner mereka menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.
“Di Indonesia sendiri, mereka yang kelompok masyarakat kelas atas pun tidak sungkan untuk ikut berburu kuliner kaki lima yang sedang hits jadi perbicangan di media sosial,” jelas Vania.
“Sebaliknya, kelas menengah kini sudah mulai peduli dengan makanan sehat,“ sambungnya.
Untuk tahap awal, buku Foodie and The City dicetak sebanyak 4 ribu eksemplar dan didistribusikan oleh Gramedia.