Jakartakita.com – Bus Transjabodetabek baru saja meluncurkan sistem pembayaran menggunakan tiket elektronik. Namun sayangnya, meski layanan bus Transjabodetabek terintegrasi dengan Transjakarta, keduanya menggunakan dua jenis tiket elektronik yang berbeda. Tiket elektronik pada Transjakarta adalah produk dari enam bank yang juga bisa digunakan untuk tiket commuter line dan bahkah untuk e-money juga bisa digunakan untuk tiket tol. Sedangkan tiket elektronik pada Transjabodetabek adalah keluaran PT Telkom.
Namun, Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) berencana menyeragamkan tiket elektronik Transjabodetabek dengan Transjakarta. Paling lambat tiga bulan kedepan PPD juga bakal Flazz BCA; Tapcash BNI; Brizzi BRI, E-Money Bank Mandiri; Megacard Bank Mega; dan Jakcard dari Bank DKI untuk membuat tiket elektronik yang bisa digunakan di semua moda transportasi umum termasuk Transjabodetabek.
Mengenai mengapa PPD menggandeng PT Telkom untuk tiket elektroniknya, Direktur Utama PPD Pande Putu Yasa mengatakan kalau hanya Telkom yang siap menyediakan mesin tiket elektronik di dalam bus.
Tiket elektronik transjabodetabek yang dikeluarkan oleh PT Telkom dapat dibeli di dalam bus. Tiket dibanderol dengan harga Rp 20.000, dengan saldo awal Rp 14.000.
Bila saldo dalam kartu tidak mencukupi, penumpang bisa melakukan penambahan saldo (top up) di dalam bus. PPD menyediakan asisten pramudi yang bisa membantu terkait hal tersebut.
Penumpang transjabodetabek dipastikan tidak akan terkena biaya tambahan bila melanjutkan perjalanan dengan transjakarta. Hal yang sama berlaku untuk penumpang transjakarta yang naik transjabodetabek, selama bus masih berada di dalam busway. Pengenaan tarif Rp 9.000 baru akan dilakukan setelah bus keluar dari Kota Jakarta.
Meski sudah bisa menggunakan tiket elektronik, namun Transjabodetabek masih menerima pembayaran dengan uang tunai. Pembayaran dengan tiket elektronik keluaran Telkom dan PPD akan menghemat ongkos Rp 1.000.