Jakartakita.com – Wadah plastik menjadi primadona bagi penggunaan sehari-hari di rumah tangga karena harganya yang murah, bentuk dan warna yang bagus serta serbaguna. Namun, tahukah Anda, jika wadah berbahan plastik bisa jadi mengandung zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan tubuh?
Salah satu kandungan berbahaya yang biasa ditemukan pada wadah plastik adalah BPA atau bisphoenol-A. Kandungan BPA mengganggu fungsi endokrin. Endokrin sendiri memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, metabolisme tubuh, pengaturan suasana hati, dan juga berkaitan dengan fungsi seksual dan reproduksi.
Jika orang dewasa saja bisa terkena dampak kandungan BPA, apalagi pada bayi dan anak-anak. BPA ditakuti bisa mengganggu sistem hormon yang mengganggu kesehatan fisik, tumbuh kembang, bahkan berpotensi memicu sikap agresif maupun resah pada bayi.
Itulah mengapa beberapa tahun belakangan, kampanye mengenai bahaya BPA gencar dilakukan oleh media dan lembaga peduli kesehatan. Pasar pun kini mulai sudah dibanjiri produk plastik yang bebas BPA. Namun, tentu saja ada harga yang harus dibayar mahal untuk sebuah wadah plastik ‘BPA free’. Makanya resiko terpapar BPA masih belum bisa dibendung, karena jauh lebih banyak wadah plastik dengan BPA yang beredar di tengah-tengah masyarakat.
Namun Anda bisa mulai mengurangi paparan BPA dengan cara berikut.
- Kurangi pembelian makanan dengan wadah plastik.
- Tidak memakan sup atau makan makanan berkuah panas dengan wadah plastik.
- Pastikan semua produk bayi bertanda bebas BPA, termasuk mainan.
- Bila ingin memanaskan makanan, gunakan wadah keramik.
- Hindari memanaskan wadah plastik tanpa label bebas BPA pada mesin pensteril wadah minum atau makan bayi.
- Sebisa mungkin tidak meminum atau memberikan bayi minuman botol yang telah mengalami pemanasan, seperti botol minuman yang seharian berada di dalam mobil. Ditakutkan, suhu mobil yang panas membuat BPA dalam botol air mengontaminasi air tersebut.
- Tidak menggunakan kembali botol air mineral.
- Keringkan wadah dengan kain. Sebab, BPA juga kerap ditemukan dalam tisu.