Aktivitas belanja tidak bisa dipisahkan dari kaum wanita. Kalau dahulu sebelum aplikasi belanja menjamur, aktivitas belanja butuh seabrek persiapan. Setidaknya kita butuh berdandan untuk sekadar belanja kebutuhan sehari-hari di pasar atau pusat perbelanjaan.
Zaman telah berubah. Aktivitas belanja kini tak seribet dahulu. Tak perlu berdandan menor, terjebak macet, dan lama antri bayar di kasir. Cukup duduk manis, selonjoran atau rebahan di ranjang, kita sudah bisa bertransaksi. Selebihnya kita hanya tinggal tunggu barang pesanan sampai.
Sebenarnya saya sudah mulai berbelanja online sejak website belanja bahkan belum seramai sekarang. Saat itu bahkan belum ada aplikasi belanja yang bisa diunduh di ponsel pintar.
Hobi belanja online saya mulai menggila di masa kehamilan saya. Maklum saat itu saya terpaksa harus bedrest sepanjang kehamilan. Frustasi tak bisa nge-mal dilampiaskan dengan berbelanja online.
Usai hamil, saya kembali dihadapkan kerepotan lain. Punya bayi tanpa ART tetap membuat saya susah untuk mencari waktu berbelanja. Alhas saya pun masih setiap berbelanja online. Bahkan beli popok sekali pakai saja online.
Berbagai situs belanja online dan aplikasi belanja saya jajal satu persatu, bilna.com untuk perlengkapan bayi, zalora untuk produk fashion, lazada untuk segala rupa kebutuhan termasuk barang elektronik. Sedangkan untuk marketplace, saya sudah menjajal Tokopedia, elevenia, dan lain-lain.
Sedemikian banyak alternatif belanja online, saya masih kebingungan untuk berbelanja bulanan. Terpaksa saya masih harus mencari waktu yang tepat untuk sengaja berbelanja bulanan. Alhasil, seringkali daftar belanjaan yang sudah dianggarkan jadi berkali lipat karena mendadak bertemu ‘barang bagus’. Belum lagi sata harus menganggarkan acara makan di luar, taksi atau supir, dan lain-lain. Dan terjadilah penggelembungan anggaran yang luar biasa. Maka saya mulai mencari alternatif belanja bulanan lewat online.
Dan pencarian saya berhenti pada sukamart. Supermarket online dari Jepang. Sukamart cukup oke. Hanya saja, belum ada bahan-bahan segar. Pasalnya Sukamart tidak punya rekanan ritel, dia menyimpan sendiri stock di gudangnya yang berada di jantung kota Jakarta. Hem, secara logika memang Sukamart akan mematok harga di atas rata-rata. Walaupun Sukamart selalu menawarkan promo diskon. Saya pun pernah berburu susu UHT Mimi plain dengan harga grosir yang di bawah rata-rata harga pasar di sukamart.
Belum sreg dengan Sukamart. Saya pun mulai akrab meminta tolong “Go-Jek” belanja. Ojek berbasis aplikasi ini kebetulan menawarkan layanan private buyer. Tarif flat yang murah benar-benar memangkas biaya belanja saya.
Namun, lagi-lagi saya belum sreg menggunakan Go-Mart. Saya lebih suka menggunakan jasa ojek-nya, kurir atau minta tolong membelikan makanan. Alasannya karena mereka bukanlah profesional buyer, dan saya mesti repor menerangkan detil barang belanjaan saya di kolom keterangan.
Hingga akhirnya saya menemukan aplikasi Happy Fresh. Iseng unduh setelah tahu sedikit tentang layanan private buyer barang kelontong ini dari press release yang di dapat oleh jakartakita.com.
Namun, hampir 6 bulan terinstal saya belum bertransaksi. Masih maju mundur. Sebenarnya iming-iming free delivery untuk nilai pembelanjaan Rp 300 ribu cukup menggoda. Itu berarti saya hemat ongkos belanja. Tapi lagi-lagi saya mengurungkan niat saat melihat supermarket rekanan yang menjangkau wilayah tempat tinggal saya adalah supermarket premium yang menjual aneka barang berkualitas nomer satu dengan harga di atas harga rata-rata. Saya pun ragu-ragu untuk belanja.
Baru kemarin saya melihat kalau ternyata Happy Fresh kini telah menggandeng ritel lain yang harganya saya tahu cukup murah, saya pun tergoda untuk menjajal.
Nilai pembelajaan minimum untuk fasilitas gratis ongkos kirim pun berhasil saya penuhi dengan daftar belanja bulanan saya. Aplikasinya pun cukup memudahkan orang awam untuk bertansaksi. Lucunya di aplikasi belanja ini kita bisa memilih waktu pengiriman. Jadi bisa saja kita pesan saat masih di kantor untuk dikirim jam 9 malam setelah kita pulang ke rumah.
Pembayaran bisa dengan kartu kredit/debet dan cash on delivery (COD). Usai transaksi, tinggal tunggu sejumlah notifikasi sebelum barang pesanan sampai dengan selamat di rumah.
Sampai di rumah, saya pun masih terkagum-kagum dengan cara kurir mengemas pesanan. Bahan-bahan segar dilengkapi dengan es batu. Makanan atau minuman dipisahkan dengan produk lain dalam shopping bag kain berbeda.
Entah dari mana Happy Fresh mencari untung. Mungkin mereka memang me-‘mark up’ harga. Namun harganya masih relatif murah. Sepertinya saya sudah jatuh hati dengan Happy Fresh.