Jakartakita.com – Talkshow “Ketika Gambar Berbicara Seribu Bahasa” dengan pembicara Muhammad Misrad (Mice), kartunis dan Marchella FP, kreatorbuku “Generasi 90an” telah berlangsung di Lobby FHUI, pada Selasa (15/3/2016). Acara ini berlangsung selama kurang lebih dua jam.
Mice dalam paparannya memberikan gambaran umum tentang dunia komik Indonesia saat ini. “Dunia perkomikan Indonesia, secara kuantitas meningkat, kualitas skill gambar meningkat, tapi untuk konten dan cerita menurun,” ujar Mice saat talkshow.
Pengaruh terbesar dalam karya Mice terinspirasi oleh artis Malaysia Lat dan partnernya sendiri, Benny Rachmadi. “Jangan terbatas sama satu referensi, banyak masukan, banyak referensi. Lat dan partner saya yang sangat berpengaruh terhadap karya saya,” ungkap Mice.
Lebih lanjut Mice menyebut komik itu harus berkarakter. Komik itu budaya, ciri khas bangsa. Namun ia mengakui sampai sekarang belum menemukan sesungguhnya komik Indonesia seharusnya seperti apa. Style manga dalam cerita Indonesia menurutnya membingungkan.
Komik Mice dimuat di Kompas sejak 2003 lalu sampai sekarang. Juli nanti Mice akan mengeluarkan komik dengan 500 halaman, berjudul “5 tahun Politik Indonesia” dengan rangkuman tiga buku “Politik Santun dalam Kartun”.
Sementara itu Marchella mengungkap tentang buku karyanya dalam acara talkshow. “Aku pikir, banyak yang harus dikenang, pengen mencatat sejarah dengan cara yang kreatif sebelum hilang. Buku pertama, riset gambar cerita proses setahun. Buku pertama saya bikin sendiri, tapi di buku kedua teamwork,” kata Marchella.
“Makna terselubung dari buku pertama awalnya cerita tulis yang konsepnya mesin waktu. Buku pertama sedikit celetukan. Membawa mereka (pembaca) bernostalgia. Pesan intinya, ada hari dimana kita menengok ke belakang lalu bersyukur,” imbuhnya.
Baik Mice dan Marchella mempunyai pesan khusus bagi generasi muda yang ingin berkarya dalam dunia per-komik-an. “Untuk generasi sekarang, dalam berkarya harus konsisten. Satu tujuan aja, nikmati prosesnya, suatu saat akan terlihat hasilnya. Jangan belok sana, belok sini, malah nggak jadi tujuan utamanya,” pesan Marchella.
Sedangkan Mice menyebut kartunis sekarang harus lebih pintar dalam menyampaikan kritik. “Lebih takut kondisi sekarang ketika menggambar. Dulu zaman Soeharto, SBY jelas musuh saya pemerintah. Sekarangg musuh mana lawan mana. Sekarang kritikan ke saya bukan dari pemerintah, tapi dari orang biasa,” ungkap Mice.
Oleh karena itu, pesan Mice, mengkritik orang lain jangan sampai membuat marah. Jika penyampaiannya santun dan ramah, pasti didengar. (Indah Purwati)