Jakartakita.com – Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) mengadakan Briefing Media reguler untuk melihat kuartal pertama 2016 pada Property Pasar dan Outlook yang berlangsung di Gedung Bursa Efek Indonesia, SCBD, Jakarta, Rabu (6/4/2016).
Pertumbuhan ekonomi dan menguatnya rupiah terhadap dolar AS pada triwulan satu tahun 2016 memberikan berbagai dampak pada beberapa sektor properti. Seperti yang dipaparkan Head of Research JLL, James Taylor, “Kami merasakan pasar perkantoran yang lebih aktif dibandingkan kuartal sebelumnya walaupun sampai saat ini kondisi pasokan yang sudah masuk dan akan masuk tahun ini berada dalam jumlah yang signifikan.”
Angela Wibawa sebagai Head of Markets menjelaskan bahwa aktivitas pasar di triwulan 1 tahun 2016 cukup meningkat dibanding akhir tahun 2015. Banyaknya aktivitas yang terjadi di pasar masih terkait dengan relokasi dan konsodilasi. Sektor IT, professional services, dan e-commerce masih menjadi sektor yang aktif di pasar.
Sementara itu Luke Rowe selaku Head of Resedential mengatakan bahwa permintaan terhadap kondominium secara umum mengalami pelemahan dibanding penghujung tahun 2015.
Tahun lalu rata-rata tingkat penjualan berada pada 77%. Pada triwulan ini mengalami penurunan di 72%. Permintaan pada kelas menengah lebih besar daripada permintaan untuk kelas mewah. Di pasar ritel, terbatasnya pasokan membuat para tenant melakukan ekspansi di pusat perbelanjaan yang sudah ada.
Selain itu, Vivin Harsanto selaku Head Of Advisory mengatakan bahwa awal tahun 2016 penuh tantangan dengan dibayangi perlambatan ekonomi yang terjadi di tahun 2015, dengan adanya depresiasi rupiah hingga penurunan harga minyak dunia.
Namun aktivitas pasar yang lebih baik di awal tahun ini memacu para investor dan pelaku bisnis properti lainnya untuk tetap berpandangan optimis. (Irma Fauzia)