Kinerja Pay Telah Go Public di Amerika

 

Jakartakita.com – Kinerja Pay sebagai platform e-commerce asli Indonesia yang kini menjadi pilihan masyarakat mengumumkan di Jakarta, Jumat (29/4/2016), telah melakukan Go Public di Bursa Efek Amerika Serikat dengan kode KPAY. Harga penawaran saham perdana sebesar Rp 6.500 – 7.000 per lembar atau US$ 50 per lembar, pada saat ini kisaran saham per lembar meningkat menjadi Rp 9.100 – Rp 9.800 atau US$ 0,70 per lembar.

Kinerja Pay adalah penyedia jasa e-commerce unggulan yang diluncurkan Kinerja Pay Corp yang berpusat di Amerika, yang melayani berbagai ragam ceruk di pangsa pasar Indonesia. Hingga kini, Kinerja Pay telah berhasil menarik lebih dari 32.000 pelanggan aktif dan menjadi pasar untuk lebih dari 20.000 produk dan lebih dari 170.000 transaksi sejak diluncurkan bulan Februari 2015.

Frans Budi selaku CFO PT Kinerja Pay Indonesia menjelaskan bahwa semakin pentingnya aktivitas online dalam bisnis menjadi semakin nyata di Indonesia. “Taksi konvensional terganggu oleh online transportation, jadi produktivitasnya hanya 25-30 persen karena harus mencari penumpang. Sedangkan Grab dan Gojek 85 persen lebih aktif karena cost-nya lebih murah 30-50 persen. Grab dan Gojek tidak harus membayar driver-nya, yang membuat efisiensinya meningkat tiga kali lipat,” Frans mencontohkan.

“Tentunya keadaan ini akan menjadikan terjadinya perubahan pada taksi konvensional, sehingga akan beralih dari sistem normal menjadi sharing,” imbuhnya.

Frans juga menyebutkan bahwa semakin pentingnya aktivitas online dalam bisnis juga dipengaruhi makin besarnya porsi penggunaan ponsel pintar dalam kehidupan sehari-hari orang Indonesia.

“Orang Indonesia menggunakan smart phone lima jam, nonton TV hanya dua jam. Jadi setiap tujuh menit, pasti orang indonesia melihat hp-nya. Dengan demikian, setiap company pasti berubah menjadi digital atau mereka akan kehilangan bisnis. Contohnya dari MAP menjadi MAP mall, lalu Matahari menjadi Matahari mall, dan juga ada Kinerja Pay,” papar Frans.

Deny Rahardhjo selalu CEO PT Kinerja Pay Indonesia menjelaskan bahwa di Indonesia ada hari belanja online nasional yang diikuti oleh 140 e-commerce yang keuntungannya mencapai Rp 21 triliun.

“Indonesia berada di urutan kedua yang paling optimis dan positif terhadap masa depan, jadi Kinerja Pay ingin menunjukkan bahwa indonesia juga bisa dengan aset yang kita punya. Wall Street melakukan riset, diperkirakan bisnis di Indonesia yang akan booming e-commerce, makanya kami berani menjadi e-commerce dengan US market. E-commerce porsinya masih banyak sehingga untuk berbisnis di bidang ini merupakan pilihan yang tepat,” jelas Deny.

“Kinerja Pay juga fokus di Indonesia, setelah Indonesia berhasil baru beralih ke mancanegara. Permasalahan dalam berbelanja online, takut account-nya di hack atau ditipu. Kinerja Pay berhasil di Februari 2016 menjadi listed di Otc US brand, jadi kami cukup optimis untuk me-reach 1 juta pelanggan,” ungkap Deny.

“Untuk dapat bertahan long term, Kinerja Pay memberikan pelayanan mengumpulkan poin untuk memberikan produk atau diskon produk, sehingga user betah di Kinerja Pay. Siapapun bisa menjadi merchant, siapapun bisa menjual barang di sistem kami tanpa modal yang besar,” pungkas Deny.

Kinerja Pay menawarkan banyak bonus dan ada games, juga menjual voucher makanan, hotel, spa, karaoke dan dapat mengisi pulsa hp. Kinerja Pay ingin memperbesar jangkauan dengan membuka lowongan kerja dan ke depannya ingin membuka Kinerja Travel, Kinerja Go, Kinerja Mall, Kinerja Games dan Kinerja Wish.

“Tapi semua itu akan menggunakan pembayaran digital Kinerja Pay yang produknya 100 persen Indonesia, karena Kinerja Pay bangga menjadi warga Indonesia,” kata Deny.

Terkait marketing tools yang akan dipergunakan sampai akhir 2016 untuk mencapai target 100 ribu user, Kinerja Pay akan lebih fokus below the line. Langsung ke konsumen untuk promosi, free voucher yang member bisa langsung dapatkan.

“Daripada kita pasang iklan di jalan, belum tentu dilihat juga. Melalui socmed digital marketing, dengan dana yang ada kami bisa mendapatkan potensi yang lebih maksimal dan kami mempunyai tanggung jawab untuk tidak menghamburkan dana. Harus ada return investment-nya, jadi harus balance,” ungkap Deny. (Soraya Jenitta Marsha)

Amerika SerikatBisnise-commercego publickinerja payOnline
Comments (0)
Add Comment