Jakartakita.com – Setiap individu pasti memimpikan hunian pribadinya sendiri. Sayangnya, memiliki hunian tidaklah semudah meraih kebutuhan pokok lainnya seperti sandang dan pangan. Salah satu faktor paling berpengaruh dalam pemilihan rumah adalah lokasi dan spesifikasi “istana” idaman tersebut. Selain itu, harga dan situasi ekonomi juga sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat Indonesia. Rumah123 memiliki paparan terperinci dari hasil riset dunia properti di Indonesia melalui sudut pandang digital.
Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia, menurut data BPS, sudah mulai membaik. Terjadi kenaikan 4,9 persen di kuartal I-2016 dibanding tahun sebelumnya. Hal ini berpengaruh pada sektor real estat yang turut mengalami pertumbuhan sebesar 4,87 persen. Situs rumah123.com mencatat pencarian properti selama kuartal I-2016 meningkat 66 persen dibanding periode yang sama pada 2015.
Country General Manager rumah123.com, Ignatius Untung mengatakan di Jakarta, Kamis (23/6/2016), “Berdasarkan hasil analisis divisi Business Intelligence rumah123.com, dibandingkan kuartal I-2015, jumlah transaksi properti yang tercatat di website ini mengalami peningkatan sebesar 9 persen menjadi 14.064. Transaksi terbanyak terjadi di wilayah Jabodetabek yaitu di Tangerang dengan jumlah 3.977 transaksi, sedangkan transaksi terbesar untuk kota di luar Jabodetabek berada di Bandung yaitu sebanyak 1.213 transaksi. “
“Secara keseluruhan listing yang tayang di rumah123.com terjadi peningkatan 21 persen. Untuk listingan baru di kuartal Idi daerah Tangerang, meningkat 24 persen, yaitu sebanyak 28.559. Sedangkan untuk listing di luar kota berasal dari Kota Surabaya sejumlah 11.384 listingan baru.“
Untuk pencarian, jenis properti masih merata, yakni rumah, apartemen, ruko, dan tanah. Perbandingan rasionya, dari 10 pencarian rumah terdapat 1 untuk apartemen. Lebih spesifik ke atribut pencarian lain yaitu jumlah kamar. Untuk pencarian rumah, pencarian terbanyak adalah rumah dengan tiga kamar tidur sebanyak 45 persen. Sementara untuk apartemen, 60 persen pencarian masih didominasi apartemen dengan dua kamar tidur.
“Total pencarian properti berdasarkan harga yang diinginkan, di kuartal I tahun ini rata-rata harga residensial di Jabodetabek berada di angka Rp500 juta hingga Rp1 miliar. Untuk di luar Jabodetabek berkisar di angka Rp200-500 juta,” tutur Untung menambahkan.
Fokus kepada ICP (Inventory Conversion Periode) yaitu rata-rata durasi listing properti pada saat pertama kali online hingga tanggal terjual/tersewa dalam batasan satu tahun. Perhitungan ini pun hanya melibatkan listing yang terjual dan tersewa.
Pada 2015, untuk listing yang tayang pada kuartal I-2015, tercatat nilai ICP sebesar 19 minggu. Artinya, jika sebuah listing diasumsikan memiliki atribut sesuai dengan market demand pada periode tersebut, maka secara rata-rata butuh waktu 19 minggu agar untuk dapat tersewa/terjual.
Pada 2016, untuk listing baru pada kuartal I, berdasarkan hasil forecast, didapat nilai ICP sebesar 18 minggu, sedikit lebih cepat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dirinci berdasarkan tipe properti, nilai ICP listing properti apartemen dan tanah sedikit lebih kecil dibanding bangunan komersial dan rumah. Artinya, listing apartemen dan tanah pada kuartal I-2016 diprediksi akan lebih cepat terjual/tersewa dibanding rumah dan bangunan komersil.
Konklusi dari riset digital tren properti rumah123.com, di kuartal I-2016, mengalami kenaikan meliputi transaksi ataupun listing (penyedia) properti. Pelaku dunia properti bisa optimis disisa kuartal tahun ini akan semakin membaik dan meningkat. Para pencari rumah pun bisa mewujudkan mimpinya memilki hunian idaman tahun ini lantaran harga yang ditawarkan pengembang masih terbilang bersahabat. (Soraya Jenitta Marsha)