Jakartakita.com – Hasil survey yang dilakukan Rumah.com bersama lembaga riset Added Value Saffron Hill baru-baru ini menyebutkan bahwa, Australia menjadi incaran utama investor properti Indonesia yang memilih melakukan investasi di luar negeri untuk alasan rencana pendidikan anak.
“Angkanya mencapai sekitar 21 persen. Pasalnya, negeri Kangguru tersebut menawarkan kemudahan dan fasilitas pendidikan yang baik. Setiap tahun, ada ribuan mahasiswa baru yang membutuhkan tempat tinggal, dan ini adalah pasar yang menarik,” kata Country Manager Rumah.com, Wasudewan, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Di Australia, terangnya, terdapat sekitar 16.000 pelajar Indonesia, sementara sepanjang 2015, tercatat sekitar 645.000 pelajar internasional di Australia dan berkontribusi sekitar 19 miliar AUD untuk ekonomi negara benua itu.
Harga sewa hunian yang tinggi di Australia juga mendorong tingginya investor properti yang datang dari para pelajar asing.
“Untuk biaya sewa mingguan di area Melbourne dan Sydney mencapai 300 sampai dengan 600 AUD. Sementara di Perth sedikit lebih rendah, mulai dari 150 – 300 AUD per minggu. Pada akhirnya orang tua lebih memilih untuk menyicil unit apartemen dan rumah sebagai penginapan anak-anaknya,” tuturnya.
Selain itu, jelas dia, berinvestasi di Australia terhitung sangat menguntungkan karena dalam tiga tahun masa pendidikan, keuntungan yang didapat bisa mencapai 100 persen atau lebih.
Mulai Juli 2016, pemerintah Australia juga melonggarkan kebijakan pelajar asing yang ingin mendapatkan visa pelajar sehingga pasar properti Australia, khususnya di Melbourne dan Sydney semakin terdongkrak.
Selain Autralia, investor properti Indonesia juga banyak mengincar Singapura, Malaysia, Amerika Selatan dan Kanada pada 2016.