“Inisiatif-inisiatif yang kami implementasi tahun lalu mulai menunjukkan hasil. Hal ini tercermin dalam pertumbuhan laba bersih. Hasil ini merupakan bukti nyata dari upaya Danamon dalam membangun pondasi kuat untuk pertumbuhan lebih lanjut, sejalan dengan komitmen kami untuk meneruskan kualitas layanan yang baik kepada nasabah pada ulang tahunnya yang ke-60,” kata Chief Financial Officer dan Direktur Danamon, Vera Eve Lim.
Vera menambahkan Danamon sedang memperkuat aksesibilitas layanan dan variasi produk. “Jaringan sales and distribution kami mulai terbentuk dan nasabah sudah mulai merasakan manfaat dari layanan terintegrasi yang memenuhi kebutuhan keuangan mereka,” tambah Vera.
Peningkatan dalam kualitas layanan tercermin dari pencapaian Danamon yang menerima predikat peringkat pertama untuk Service Quality berdasarkan survei Roy Morgan dan peringkat ketiga untuk layanan di Cabang pada survei Bank Service Excellence Monitor (BSEM) yang dilaksanakan Marketing Research Indonesia (MRI) dan Infobank Institute.
Kenaikan Laba Cerminkan Peningkatan Efisiensi
Laba Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) tumbuh 15% menjadi Rp 4,6 triliun di semester pertama tahun 2016 dibandingkan setahun sebelumnya. Rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio) di semester pertama tahun 2016 tercatat sebesar 48,5% dibandingkan 54,7% di semester pertama tahun 2015. Hal ini didorong oleh peningkatan efisiensi yang berkelanjutan. Biaya operasional di semester pertama tahun 2016 turun 7% dibandingkan satu tahun sebelumnya menjadi Rp 4,3 triliun.
Pertumbuhan pada Kredit UKM, Komersial dan Trade Finance
Pada akhir semester pertama 2016, kredit pada segmen UKM tumbuh 1% menjadi Rp 23,5 triliun dari Rp 23,2 triliun setahun sebelumnya. Namun jika dihitung dari awal tahun atauyear-to-date, kredit UKM tumbuh 5% dari Rp 22,4 triliun. Kredit pada segmen perbankan korporasi tumbuh 1% menjadi Rp 17,9 triliun dan kredit kepada segmen komersial turun 5% menjadi Rp 15,2 triliun. Sementara itu, kredit syariah yang sebagian besar merupakan bagian dari kredit untuk segmen UKM dan komersial, tumbuh 6,9% menjadi Rp 3,3 triliun.
Di tengah kondisi kinerja ekspor dan impor industri yang menurun, bisnis Trade Finance Danamon mencetak kinerja yang baik. Hal ini didukung oleh meningkatnya portofoliomarketable securities terkait trade finance menjadi Rp 2,9 triliun di semester pertama tahun 2016. Instrumen ini merupakan surat berharga jangka pendek yang dikeluarkan oleh nasabah Korporasi dan Komersial untuk kebutuhan pembiayaan trade finance. Secara total, portofolio untuk segmen Korporasi dan Komersial termasuk marketable securities terkaittrade finance tumbuh 7% menjadi Rp 36 triliun.
Kredit kepada usaha mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) tercatat sebesar Rp 12,5 triliun atau turun 28% dari Rp 17,4 triliun di semester pertama tahun 2015.
Secara keseluruhan, kredit Danamon turun 8% menjadi Rp 124,9 triliun pada akhir semester pertama tahun 2016 dari Rp 136,2 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Kinerja Adira Finance
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, penjualan nasional untuk kendaraan roda dua turun 7% dan untuk kendaraan roda empat tumbuh 1% di semester pertama tahun 2016 dibandingkan setahun sebelumnya*. Pembiayaan kendaraan bermotor dan barang konsumen melalui Adira Finance turun 8% pada akhir semester pertama tahun 2016 dibandingkan semester pertama tahun lalu menjadi Rp 44,6 triliun. Secara kuartalan, Adira Finance membukukan pertumbuhan pembiayaan baru sebesar 14% pada kuartal kedua 2016 dibandingkan kuartal pertama 2016 menjadi Rp 7,9 triliun.
Pertumbuhan CASA dan Deposito
Pada semester pertama 2016, giro dan tabungan atau CASA turun 19% menjadi Rp 44,7 triliun dari Rp 55,1 triliun di semester pertama tahun sebelumnya mengikuti inisiatif pelepasan sejumlah akun CASA berbiaya tinggi. Sedangkan deposito turun 7% menjadi Rp 61,4 triliun. Kualitas giro dan tabungan membaik sejalan dengan strategi Danamon untuk fokus pada dana pihak ketiga yang lebih granular.
Kualitas Aset Terjaga di Bawah Batas Regulator
“Rasio kredit bermasalah (Gross non-performing loans) Danamon tercatat pada 3,3% atau masih di bawah batas yang ditentukan regulator,” tambah Vera. Vera mengatakan Danamon senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas asetnya melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang pruden serta proses collection dan credit recovery yang disiplin. Dalam periode Juni 2015 sampai dengan Mei 2016, non-performing loans industri perbankan meningkat sebesar 29%, sementara non-performing loans Danamon di akhir semester pertama 2016 hanya meningkat 5% secara setahunan.
Fee Income Tumbuh Sehat
Fee income Danamon bertumbuh sebesar 11% pada semester pertama tahun 2016 dibandingkan setahun sebelumnya menjadi Rp 2,1 triliun. Pertumbuhan fee income ini didukung oleh kontribusi fee income Adira Insurance yang tumbuh 2% menjadi Rp 431 miliar, cash management yang tumbuh 10% menjadi Rp 163 miliar, serta bancassurance yang tumbuh 15% menjadi Rp 136 miliar.
*Sumber: Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo)
Rasio Kredit terhadap Pendanaan dan Permodalan yang Sehat
Sementara itu, rasio kredit terhadap total pendanaan atau loan to funding ratio (LFR) berada pada posisi 92,6%. Loan to funding ratio Danamon masih di bawah batas yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 94%.
Rasio kecukupan modal Danamon (capital adequacy ratio/CAR) konsolidasian berada pada posisi 20,6%, sementara CAR standalone berada pada 22,0%.
Perkembangan Terakhir
Pada semester pertama tahun 2016, Danamon meluncurkan fitur baru untuk aplikasi mobile banking yaitu Ponsel D-Cash yang memungkinkan pengguna aplikasi untuk memberi uang tunai dimana penerima uang tidak membutuhkan aplikasi, kartu ATM, atau rekening bank.
Sepanjang semester pertama tahun 2016, Transaction Banking Danamon menjalin kerjasama dengan Frisian Flag Indonesia, Happy Fresh, dan Meratus Line untuk menghadirkan beragam produk dan layanan Danamon.
Danamon Syariah juga memperkenalkan produk pembiayaan leasing syariah berakad IMBT atau Ijarah Muntahiya Bit Tamlik, yaitu produk pembiayaan dengan prinsip sewa beli antara bank sebagai pemilik obyek IMBT (aset) dan nasabah sebagai penyewa obyek IMBT. Dalam hal ini bank menyewakan aset tersebut kepada nasabah dengan diakhiri perpindahan hak milik obyek IMBT di akhir masa pembiayaan. Dalam periode tersebut, Danamon Syariah juga meraih penghargaan “The Most Profitable Sharia Unit” untuk kategori Unit Usaha Syariah dengan aset lebih dari Rp 1,5 triliun pada ajang The Islamic Finance Award yang diladakan oleh KARIM Consulting Indonesia.
Danamon saat ini sedang merayakan ulang tahun ke-60 melalui berbagai kegiatan termasuk peresmian kantor pusat baru Danamon, penawaran menarik untuk nasabah, kegiatan tanggung jawab sosial, serta acara perayaan untuk karyawan dan pihak eksternal.