Jakartakita.com – Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), Noviandri kembali menyoroti rencana akuisisi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) oleh PLN.
Menurutnya, sejatinya sesama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saling menguatkan bukan saling menjatuhkan apalagi mematikan.
“Kita mendorong BUMN untuk bekerja efisien dan produktif sehingga bisa menghasilkan produk energi yang kompetitif dan dapat dijangkau baik oleh industri maupun masyarakat luas,” kata Noviandri, dalam pernyataan sikapnya yang dibacakan dihadapan awak media saat konperensi pers FSPPB di kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Rabu (14/9/2016).
Pemerintah, harap Noviandri, tidak membentur-benturkan sesama BUMN. “Sesama BUMN harus bersinergi dan pro aktif membangun komunikasi,” lanjut Noviandri.
Indikasi untuk saling membentur-benturkan antar sesama BUMN, jelas Noviandri, terlihat dari upaya akuisisi Pertamina Geothermal Energi (PGE) oleh PT PLN.
Menurutnya, akuisisi tentu merugikan PGE yang telah berpengalaman 30 tahun menangani energi baru dan terbarukan ini.
Oleh sebab itu, Noviandri mengajak seluruh rakyat Indonesia dan Serikat Pekerja PLN untuk menolak segala bentuk liberalisasi, privatisasi dan komersialisasi energi nasional, yang notabene merupakan kepentingan asing dalam menguasai kekayaan energi nasional, marampas aset negara dan menguras kekayaan rakyat dengan harga energi yang lebih tinggi,” tegas Noviandri.
Sementara itu, Ketua Serikat Pekerja (SP) PGE, Bagus Bramantyo menyarankan, agar dilakukan Joint Venture untuk WK-WK (Wilayah Kerja) baru, ketimbang PLN mengakuisisi PGE.
“Kita menolak pengambil alihan PGE oleh pihak manapun, karena PGE merupakan bagian dari bisnis Pertamina untuk menjadi National Energy Company sesuai Anggaran Dasar perusahaan,” tandas Bagus. (Edi Triyono)