Seluruh anggota majelis sepakat akan perubahan yang dimajukan oleh Presiden FIFA Gianni Infantino pada pertemuan di Zurich, Swiss, pada Selasa (10/1/2017). Mereka menetapkan pilihan perubahan dari berbagai opsi, termasuk tetap menggunakan format 32 tim. Perubahan yang terjadi merupakan yang pertama kali sejak Piala Dunia 1996.
Format yang dimajukan oleh Infantino untuk Piala Dunia 2026 adalah kompetisi 48 tim yang terbagi atas 16 grup dengan masing-masing tiga negara. Setelah itu pertandingan berlanjut ke babak 32 besar dan seterusnya sampai final. Jumlah pertandingan menjadi bertambah dari 64 buah pada format sebelumnya menjadi 80 buah, namun tetap berlangsung dalam 32 hari.
Infantino juga menyebut adu penalti dapat menjadi penentu dalam setiap pertandingan yang berakhir imbang. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan ‘main mata’ tim-tim yang bertemu terakhir dalam upaya mengeliminasi satu tim lainnya peserta grup.
Menurut Infantino, perubahan format dimaksudkan untuk menambah jumlah negara yang dapat menikmati kegembiraan ajang Piala Dunia, yang selama ini hanya dialami tim-tim yang itu-itu saja, seperti yang telah dijanjikannya saat pemilihan.
Selain itu, penambahan jumlah pertandingan membuat peningkatan pendapatan dari penyelenggaraan Piala Dunia. FIFA memperkirakan peningkatan pendapatan sebesar US$1 miliar dari hak siar dan perjanjian sponsor, plus penjualan tiket, bila dibandingkan dengan pendapatan US$5,5 miliar yang diprediksi akan diraup dari Piala Dunia 2018 di Rusia.
Penambahan slot peserta untuk masing-masing dari enam benua peserta Piala Dunia akan ditentukan pada Mei. Benua Afrika dan Asia diperkirakan akan mendapat peningkatan yang signifikan dari slot empat tim masing-masing dalam format 32 tim. Sedangkan UEFA menginginkan 16 slot untuk tim Eropa.
Negara mana yang terpilih untuk menyelenggarakan Piala Dunia 2026 tidak akan dibahas sampai 2020. Namun Amerika Serikat, dengan penyelenggaraan bersama Kanada dan Meksiko, menjadi favorit.