Jakartakita.com – Setelah sukses menggelar acara “Catatan Anak Disko” sebanyak lima kali semenjak peluncurannya pada bulan September 2017 lalu, kini ARTOTEL Group Bali, memperkenalkan sebuah format acara baru yang sejenis, dengan nama “Aneka Ria” yakni sebuah acara musik yang menyuguhkan musik disko asli Indonesia sepanjang masa yang tematis dan membidik aneka komunitas yang ada di Bali.
Gelaran “Aneka Ria” perdana ini bekerjasama dengan Bascomm, sebuah komunitas pekerja Sales & Marketing hotel-hotel di Bali dan mengusung tema “Back to School”, karena bertepatan dengan berakhirnya suasana libur panjang bagi para karyawan dan pelajar lepas Idul Fitri 2018.
Acara ini digelar di BART Rooftop Bar di ARTOTEL Sanur-Bali lantai 5, pada tanggal 29 Juni 2018 lalu dan bisa dikatakan sebagai gelaran disko dengan konsep paling segar seantero Bali.
Menurut Frederic Ferry, Marcom & Creative Manager Bali Cluster ARTOTEL Group, salah satu tujuan digelarnya acara ini adalah sebagai jembatan apresiasi kepada dunia musik tanah air.
“Tak sampai disitu, nilai-nilai edukasi juga terkandung pada acara “Aneka Ria” dalam hal memperkenalkan kembali genre musik disko yang ada di Indonesia sejak awal tahun 80-an melalui sebuah pesta dansa yang dikemas dengan nuansa dan suasana pesta di Indonesia pada era tersebut. Dan tentunya, “Aneka Ria” juga diharapkan menjadi pembuktian untuk mengubah pola pikir yang ada selama ini bahwa lagu Indonesia tidak layak digunakan untuk ‘clubbing’,” terang Frederic dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini.
Adapun dalam kegiatan ini, menampilkan duo disc jockey (DJ) yaitu Goya Ashraf dan Jonny Satrio yang tergabung dalam Diskophorosis, yang mengajak para ‘clubbers’ berdansa bersama dengan repertoar lagu-lagu disko Indonesia.
Asal tahu saja, kehadiran Diskophorosis dalam ranah musik Indonesia bisa dibilang membawa angin segar bagi dunia hiburan di Bali. Tidak banyak penggalian musik disko Indonesia yang berhasil sampai ke permukaan dan sukses menjadi sorotan masyarakat luas.
Adapun Diskoria dan Disko Pantera adalah dua nama yang sukses mempopulerkan genre ini di tanah air.
Pilihan untuk hanya menggunakan musik Indonesia di tengah maraknya penggunaan musik luar dalam skema disko juga menjadi daya tarik serta tantangan tersendiri bagi para DJ ini.
Diskophorosis berharap, proses kreatif serta aktivitasnya dalam menghadirkan musik disko lokal di Indonesia bisa diterima dengan antusias oleh para penggemar acara hiburan di tanah air, khususnya di Bali.
“Respon yang kita rasa dari masyarakat saat ini bisa dibilang sangat baik. Yang kami coba lakukan adalah bentuk usaha untuk menarik minat masyarakat terhadap lagu Indonesia sebagai alternatif acara clubbing atau hanya sekedar hiburan,” ungkap DJ Goya Ashraf, salah satu personil Diskophorosis, yang sekaligus adalah Regional General Manager ARTOTEL Group Bali.
Bertepatan dengan acara ini juga diluncurkan sebuah komunitas penikmat musik dansa lagu-lagu Indonesia bernama Yayasan Anak Disko yang dimotori oleh tim kreatif ARTOTEL Group Bali, yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antar peminat musik lokal, dimana harapannya adalah musik Indonesia pada akhirnya dapat bersanding sejajar dengan musik dari luar tanpa harus di-anak-tirikan di rumahnya sendiri.