Jakartakita.com – Pembukaan perdagangan saham perusahaan di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (04/7/2018), dilakukan oleh manajemen PT Indika Energy Tbk (kode saham : INDY) dalam rangka 10 tahun tercatatnya saham perusahaan tersebut di BEI dan menandai kontribusi Grup Indika Energy selama 45 tahun terhadap pembangunan lndonesia.
Dalam sambutannya, Direktur BEI, Inarno Djayadi menyampaikan apresiasinya pada INDY yang telah mencatatkan dua anak usahanya di BEI.
“Semoga anak usaha INDY yang lain bisa menyusul Petrosea dan Mitra Bahtera Segara Sejati,” ucap Inarno, di gedung BEI, Jakarta, Rabu (4/7).
Sementara itu, Direktur Utama Indika Energy, Arsyad Rasyid mengatakan, manajemen INDY merasa terhormat lantaran bisa diberi kesempatan untuk bisa membuka perdagangan di BEI.
“Sebuah kebanggaan bagi Indika Energy dapat membuka perdagangan saham hari ini. Indika Energy, yang sudah berdiri sejak tahun 2000 dan melakukan penawaran saham perdana pada tahun 2008, telah tumbuh menjadi Grup perusahaan energi yang berkontribusi selama lebih dari 45 tahun terhadap pembangunan Indonesia, termasuk proyek-proyek strategis infrastruktur dan migas berskala nasional,” tutur Arsjad.
Ia juga mengapresiasi kinerja BEI selama ini dalam rangka peningkatan investor dan juga peningkatan emiten yang tercatat di BEI.
Pembukaan saham INDY juga di hadiri oleh Agus Lasmono, Komisaris Utama Indika Energy beserta jajaran manejemen Grup Indika Energy dan BEI.
Untuk diketahui, Indika Energy mencatat perkembangan usaha yang signifikan sejak 10 tahun yang lalu dan tercatat sebagai perusahaan terbuka.
Pada penawaran perdana 11 Juni 2008, saham Indika Energy tercatat sebesar Rp 2.950 per lembarnya. Pernah mengalami titik terendah yaitu Rp 100 pada 12 Januari 2016 karena dinamika industri batubara, harga saham Indika Energy berhasil meningkat kembali dan tercatat sebesar Rp 3.230 dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 16,6 triliun pada penutupan perdagangan 3 Juli 2018.
Kontribusi Indika Energy dalam berbagai proyek infrastruktur juga telah tersebar di berbagai penjuru lndonesia. Anak perusahaan Indika Energy, Petrosea telah mengerjakan proyek di industri pertambangan dan migas, sementara Tripatra ikut andil dalam membangun berbagai fasilitas hulu (upstream) migas dengan skala yang sangat beser di Indonesia.
Beberapa di antaranya adalah fasilitas hulu migas di Cepu yang dimiliki Pertamina dan ExxonMobil yang menghasilkan tidak kurang dari 25% seluruh kapasitas produksi minyak nasional, juga kompleks Jangkrik yaitu Unit Produksi Terapung lapangan gas laut dalam terbesar di Indonesia.
“Ke depannya, lndika Energy akan terus menjajaki peluang untuk melakukan diversifikasi usaha dan memanfaatkan keunggulan operasional kami di sektor energyi untuk mamberikan kontribusi terbaik bagi Indonesia,” pungkas Arsjad. (Edi Triyono)