Jakartakita.com – Hasil penelitian EF English Proficiency Index (EPI) atau EF EPI baru-baru ini menyebutkan, secara umum kecakapan Bahasa Inggris orang dewasa di Asia relatif stabil dibandingkan tahun lalu (2017).
“Beberapa negara di Asia yang memiliki kemahiran dan perkembangan Bahasa Inggris yang baik, menunjukkan pertumbuhan yang pesat pada perdagangan dan teknologi,” ujar Dr. Minh N. Tran, Executive Director of Academic Affairs, EF Education First di acara bertema “Building a Bridge to the World through English Proficiency. Are We Qualified enough for the Challenges?” yang digelar di Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Dalam kesempatan tersebut dijelaskan, tahun 2018 ini, Indonesia menduduki peringkat ke-51 dari 88 negara di dunia, dengan penurunan skor menjadi 51,58 dari 52,14 pada tahun 2017 lalu.
Skor ini menempatkan Indonesia pada posisi ke-13 dari 21 negara di Asia dan berada di bawah nilai rata-rata kecakapan Bahasa Inggris kawasan Asia sendiri (53,94).
Peringkat Indonesia bertahan di tingkat kecakapan rendah sejak 2017 dan masih berada di bawah peringkat negara ASEAN lainnya, seperti Singapura dengan (68,63) pada tingkat Kecakapan Sangat Tinggi, Filipina (61,84) dan Malaysia (58,32) di Tingkat Kecakapan Tinggi.
Bahkan Indonesia, berada di bawah Vietnam (53,12) yang berada di Tingkat Kecakapan Menengah.
Penelitian EF EPI juga menyebutkan, kemahiran Bahasa Inggris memiliki keterkaitan dengan daya saing ekonomi, perkembangan sosial dan inovasi.
“Negara-negara dengan tingkat kemahiran Bahasa Inggris yang tinggi, cenderung memiliki pendapatan rata-rata lebih tinggi, kualitas hidup lebih baik, serta investasi yang lebih besar dalam penelitian dan pengembangan,” jelas Dr. Tran.
Ditambahkan, kemahiran berbahasa Inggris juga menunjukkan keterkaitan dengan penghasilan individu, yang diukur berdasarkan pendapatan per kapita negara-negara yang berpartisipasi pada EF EPI.
Semakin tinggi tingkat kemampuan Bahasa Inggris suatu negara, maka semakin besar pula rata-rata pendapatan penduduk di negara tersebut.
Asal tahu saja, saat ini, Bahasa Inggris menjadi semakin penting dalam interaksi yang lebih luas dan bahkan pada skala global.
Bahasa Inggris secara de facto menjadi bahasa komunikasi untuk segala jenis pertukaran internasional, baik berupa barang, layanan maupun gagasan di berbagai belahan dunia.
Menyadari pentingnya Bahasa Inggris sebagai salah satu communication skills yang perlu dimiliki pada era saat ini, EF memiliki keyakinan jika kemampuan Bahasa Inggris terus dilatih sejak usia sekolah, maka para siswa kelak dapat memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat berpartisipasi aktif dalam dunia profesional.
Menyikapi kondisi tersebut, sesuai dengan misi EF Education First, yaitu membuka dunia melalui pendidikan, EF EPI menjadi salah satu upaya EF untuk turut berkontribusi dalam meningkatkan kecakapan bahasa Inggris di berbagai negara.
Saat ini, EF EPI telah menjadi instrumen pengukuran terpercaya dengan data dan analisa komprehensif, yang mempublikasikan peringkat atau ranking pada 88 negara di dunia berdasarkan kemampuan Bahasa Inggris orang dewasa di setiap negara.
Lebih lanjut diungkapkan, laporan EF EPI 2018 juga menunjukkan kota-kota dengan tingkat kecakapan Bahasa Inggris terbaik.
Di Indonesia sendiri, terdapat tiga kota yang menunjukkan perkembangan kecakapan Bahasa Inggris terbaik, yaitu Surabaya sebagai Best City, Bali sebagai Best Improvement Region dan Bandung sebagai Most Improved City.
“Bahasa Inggris menjadi sebuah kemampuan yang penting dimiliki pada era industri saat ini yang disebut sebagai Revolusi Industri 4.0, dimana setiap orang dari berbagai belahan dunia sudah saling terhubung dan bersaing dalam berbagai sektor industri. Oleh karena itu, EF akan terus berkomitmen dalam menjalankan EF EPI dan berharap hasil dari tes ini dapat menjadi rujukan dalam pembahasan pendidikan Bahasa Inggris dan berguna untuk menemukan hal-hal yang perlu ditingkatkan di kemudian hari demi kemajuan bersama,” tandas Dr. Tran. (Fahrul Anwar)