Bos Amar Bank Ungkap Rahasia Sukses Tunaiku di Bisnis Fintech Lending

Jakartakita.com – Sejak hadir pertama kali pada 2014, hingga saat ini, Tunaiku, pionir Financial Technology (fintech) dari Amar Bank mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

Tercatat, jumlah penyaluran kredit meningkat dengan cepat dari Rp 200 miliar, tumbuh menjadi Rp 1 triliun. Adapun jumlah install aplikasi mencapai 1 juta orang lebih dan jumlah nasabah mencapai lebih dari 200 ribu orang. 

Menanggapi data diatas, Vishal Tulsian selaku Managing Director Amar Bank mengungkapkan bahwa ‘sukses’ saat ini — dengan penyaluran kredit yang cukup besar, tidak lepas dari kerja keras di masa lalu. 

Ia menuturkan, pada 2014 lalu, jenis perusahaan berbasis fintech belum begitu terlalu dikenal di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Namun dengan kerja keras dan usahanya serta atas izin dan bantuan dari pemerintah Indonesia, ia berhasil membangun Tunaiku sebagai perusahaan fintech pertama di Tanah Air.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, ketika datang ke Indonesia lima tahun silam, dia melihat peluang untuk fintech yang belum berkembang. Padahal, fintech memiliki misi sosial di dalamnya. 

“Melihat peluang itu, saya mencoba mencari di mana atau dalam hal apa teknologi dapat memberikan dampak yang berarti. Karena menurut saya, teknologi dapat memberikan dua dampak. Teknologi dapat memberikan dampak berupa efisiensi, dan ini merupakan tema utama yang terjadi di dunia Barat. Ketika saya tinggal di Eropa, di sana teknologi memberikan dampak berupa efisiensi, membuat orang-orang melakukan pekerjaannya dengan lebih efisien,” cerita Vishal, kepada awak media di Jakarta, Jumat (17/5/2019).

“Tapi kemudian, untuk Indonesia, saya percaya bahwa teknologi dapat memberikan dampak yang lebih besar, tidak hanya soal efisiensi, karena saya melihat adanya kesenjangan antara mereka yang memiliki uang dan mereka yang membutuhkan uang. Jadi, teknologi seharusnya dapat mengurangi kesenjangan yang ada, teknologi harus memberikan dampak positif pada kehidupan masyarakat. Karena itu, saya membuat produk untuk mereka yang belum atau kurang terlayani (unbankable) oleh layanan perbankan. Saya yakin teknologi keuangan akan berkembang dan akan diadopsi di Indonesia,” sambung Vishal.

Lebih lanjut, pria bergelar Master dari Harvard Business School ini juga mengungkapkan, ide membangun Tunaiku, diadopsi dari beberapa perusahaan fintech di Eropa. 

“Kebetulan saya lama tinggal disana. Disana perkembangan teknologi begitu cepat, kemudian saya membawa model bisnis ini ke Indonesia. Jadi, waktu itu saya melihat infrastruktur pembayaran dan transaksi keuangan di Indonesia sudah bagus, tetapi untuk masalah kredit masih ada kesenjangan. Melihat populasi masyarakat Indonesia yang berjumlah 250 juta orang Indonesia, hanya sekitar 40 juta penduduk itu yang terlayani atau punya akses ke perbankan. Dari situ kemudian muncul pemikiran untuk menciptakan pasar melalui teknologi. Sehingga akan membuat mereka yang unbankable menjadi lebih mudah mengakses layanan keuangan melalui teknologi. Keyakinan saya bahwa teknologi harus memberikan dampak pada kehidupan manusia adalah awal mula saya membangun bisnis, bahwa teknologi dapat digunakan untuk memberikan dampak positif kepada kehidupan masyarakat,” papar Vishal.

Ditambahkan, pada awal Tunaiku beroperasi, sebagian besar dana pinjaman yang berhasil disalurkan digunakan oleh penerima pinjaman untuk membiayai kebutuhan sehari-hari yang mendesak, seperti, pengobatan ke rumah sakit.

“Sekarang, lebih banyak dari mereka meminjam untuk merenovasi rumah, modal usaha mikro, dan pendidikan,” ujar Vishal.

Asal tahu saja, pertumbuhan Amar Bank turut berperan pada pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia yang mencapai 12,45% di sepanjang tahun 2018. Angka ini, menurut OJK, sudah melebihi target yang sudah ditentukan. 

Sementara itu, dari sisi rasio net pinjaman bermasalah (NPL), pada 2018 mencapai -0.61 persen.

Adapun layanan Tunaiku saat ini tersedia di 16 kota besar. Sedangkan nilai pinjaman yang ditawarkan berkisar Rp 2 juta sampai dengan Rp 20 juta dengan tenor pinjaman 6 – 20 bulan.

“Saya optimis pertumbuhan perekonomian akan semakin baik lagi di tahun 2019, dan Amar Bank akan menjadi bagian dari pertumbuhan ini. Terutama dengan berkembang pesatnya Tunaiku, akses layanan keuangan akan menjadi semakin luas sehingga dapat memacu percepatan inklusi keuangan di Indonesia,” ujar Vishal.

Mengenai strategi bisnis di tahun 2019, Vishal berharap Tunaiku dapat menjangkau segmen yang lebih luas.

“Bagaimana menjangkau lebih banyak masyarakat, bagaimana kita meningkatkan maksimum jumlah pinjaman, menjangkau lebih banyak pengusaha bisnis mikro (UMKM). Tunaiku saat ini tengah mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh pelaku usaha kecil dan mikro. Jadi, kami berencana meluncurkan fitur spesial untuk pelaku UMKM. Fitur tersebut juga tentunya untuk membantu, sesuai kebutuhan mereka. Saat ini, kami menyiapkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Untuk timeline, karena ini terkait dengan regulasi, kami tidak akan mengumumkan sebelum mendapat persetujuan dari regulator. Tapi, kami sudah mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan ini dan kami akan meluncurkan fitur ini secepatnya,” papar Vishal.  

Selanjutnya, mengutip salah satu studi Mckinsey, Vishal menyebutkan, ekonomi digital di Indonesia akan tumbuh lima kali lipat di lima tahun mendatang.

Generasi muda Indonesia diprediksi lebih banyak terjun menjadi wirausaha. Pada saat itu, penyedia layanan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi amat dibutuhkan untuk membantu permodalan. 

“Tunaiku sebagai bagian dari Amar Bank memiliki visi untuk membawa senyum bagi 200 juta wajah pada tahun 2025. Kami berharap, kehadiran Tunaiku sebagai pionir fintech di Indonesia dapat terus memberikan nilai positif bagi masyarakat yang sudah merasakan manfaat langsung dari layanan Tunaiku. Dan kami akan terus berupaya meningkatkan layanan sekaligus memberikan yang terbaik bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tandasnya. (Fahrul Anwar)

Amar BankFinancial TechnologyFintechfintech lendingkreditpeer to peer lendingTunaikuunbankable
Comments (0)
Add Comment