Mahasiswa Unas Ajarkan Public Speaking ke Sekolah Anak Jalanan

foto : istimewa

Jakartakita.com – Universitas Nasional (Unas) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan pelatihan public speaking, pengenalan bahasa Inggris, dan kerajinan tangan kepada Siswa Sekolah Alternative Anak Jalanan (SAAJA) di Kawasan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan. 

Kegiatan ini merupakan perwujudan Tri Dharma perguruan tinggi yang salah satunya adalah mengabdikan diri kepada masyarakat.

Sepuluh mahasiswa Unas yang tergabung dalam kelompok pengabdian kepada masyarakat memberikan 3 materi pengajaran kepada siswa SAAJA. 

Materi pertama, tentang menumbuhkan kepecayaan diri siswa dalam berbicara di depan umum. Materi kedua, melatih menggunakan Bahasa Inggris dalam pergaulan sehari-hari. 

Materi ketiga, membuat karya berupa kerajinan tangan dengan memanfaatkan sampah plastik untuk di olah menjadi produk lain yang bermanfaat dan bernilai ekonomi.

Pembimbing kegiatan PKM Unas, Yayu Sri Wartini mengatakan, melalui kegiatan ini mahasiswa diajak berkontribusi kepada masyarakat melalui ketrampilan yang dimiliki sesuai dengan bidang ilmu yang didapatkan di bangku kuliah. 

“Ilmu yang didapatkan oleh mahasiswa selama di bangku kuliah dapat diterapkan melalui kegiatan ini. Semua mahasiswa dapat berkontribusi kepada para peserta didik di sekolah ini,” ujar Yayu dalam siaran pers, Selasa (24/12).

Melalui kegiatan PKM ini, Yayu berharap, mahasiswa dapat mengetahui secara langsung penerapan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah, khususnya yang terkait ilmu Corporate Social Responsibility (CSR). 

Selain itu, ia berharap agar kegiatan ini dapat menjadi pemicu bagi para mahasiswa untuk terus tergerak memberikan pengabdiannya kepada masyarakat, khususnya mereka yang hidup dalam kelompok marginal.

Sementara itu, Kepala SAAJA, Kistina Iin Dwiyanti menyampaikan apresiasinya kepada Unas yang telah membuat kegiatan PKM yang sangat bermanfaat bagi para siswa didiknya. Menurutnya, ketiga kegiatan yakni pelatihan public speaking, Bahasa Inggris, dan kerajinan tangan yang memanfaatkan limbah plastic merupakan materi yang sangat bermanfaat bagi para siswa.

“Saya sangat berterima kasih kepada para mahasiswa Unas yang telah melaksanakan kegiatan ini. Kegiatan ini sangat bagus dan memang dibutuhkan oleh para siswa, khususnya pelatihan bagaimana dapat berbicara di muka umum,” ujar Kristina.

Dijelaskan, memahami cara berbicara di depan umum ini sangat baik dan berguna bagi para siswa, karena tanpa menguasai Teknik berbicara yang baik, anak-anak tidak akan mampu menyampaikan pesan kepada lawan bicaranya. Pengetahuan ini harus dipupuk sejak dini, untuk memberi bekal kepada para siswa bila nanti mereka tumbuh dewasa dan hidup di lingkungan masyarakat luas.

Hal lain dari pelatihan ini adalah dapat melatih mental dan keberanian siswa untuk menyampaikan ide atau gagasan di depan umum. 

“Anak-anak perlu dilatih keberaniannya untuk berbicara di depan temen sekolahnya bahkan kelak mereka akan berani dan mempunyai metal yang kuat untuk berbicara di depan masyarakat banya,” jelasnya.

Kristina menambahkan, pemberian materi tentang public speaking di SAAJA ini merupakan pertama kalinya diberikan. Selama ini kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh kelompok mahasiswa atau relawan kepada siswa SAAJA lebih menegarah kepada pemberian bantuan pengajaran tentang penyelesaian permasalahan terkait pelajaran sekolah.

Ia berharap, kegiatan PKM ini tidak terhenti saat ini saja namun harus berlanjut pada kegiatan berikutnya. “Semoga kegiatan ini dapat berjalan terus dengan berbagai kegiatan baik yang dilakukan oleh para mahasiswa, pihak swasta, atau pihak lainnya. Yang terpenting adalah kontinuitas dari kegiatan ini harus dijaga,” tandas Kristina.

SAAJA merupakan tempat bermain dan belajar bagi anak-anak dari keluarga penyandang masalah kesejahteraan social (PMKS) termasuk anak jalanan. 

SAAJA didirikan pada tahun 2000 dengan nama Sekolah Rakyat Miskin, kemudian pada tahun 2001 berganti nama menjadi Sekolah Alternatif Anak Jalanan.

Berdiri di atas lahan milik Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) DKI Jakarta, SAAJA kini telah menampung peserta belajar mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMA. 

Pada awalnya, SAAJA hanya fokus pada pembelajaran PAUD, namun seiring dengan perjalanan waktu dan kebutuhan dari anak jalanan dalam membantu pelajaran sekolah, maka sejak tahun 2015 kegiatannya bertambah dengan bimbingan belajar. (Edi Triyono)

CSRpendidikanpublic speakingSAAJASiswa Sekolah Alternative Anak Jalanan (SAAJA)Universitas Nasional
Comments (0)
Add Comment