Indika Energy Bukukan Laba Inti Sebesar US$75,5 Juta di Tahun 2019

foto : istimewa

Jakartakita.com – Perusahaan energi terintegrasi, PT Indika Energy Tbk. (Perseroan) membukukan Laba Inti sebesar US$75,5 juta di tahun 2019.

Sementara itu, kinerja positif juga terjadi pada beberapa anak perusahaan, termasuk; Petrosea, Tripatra, dan Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS).

Melansir siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini disebutkan, berdasarkan Laporan Keuangan konsolidasi yang diaudit untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2019, Indika Energy membukukan Pendapatan sebesar US$2.782,7 juta, atau 6,1% lebih rendah dari US$2.962,9 juta yang dilaporkan pada tahun sebelumnya (2018).

Pendapatan ini antara lain dikontribusikan oleh beberapa anak perusahaan yang kinerjanya meningkat, antara lain; Tripatra yang berhasil membukukan kenaikan Pendapatan sebesar 66,1% menjadi US$ 462,3 juta dibandingkan dengan US$ 278,3 juta pada tahun 2018.

Selain itu, Pendapatan Petrosea juga meningkat sebesar 7,9% menjadi US$ 476,4 juta dibandingkan US$ 441,4 juta pada tahun sebelumnya.

Adapun pendapatan MBSS juga meningkat 3,1% menjadi US$ 77,8 juta dari US$ 75,4 juta pada tahun 2018.

Dari sisi operasional, anak usaha Perseroan, Kideco Jaya Agung (Kideco) di tahun 2019 memproduksi 34,3 juta ton batubara dan mencatat volume penjualan 34,9 juta ton, meningkat dibandingkan tahun 2018 yang masing-masing sebesar 34,0 juta ton dan 34,1 juta ton.

Perusahaan juga memenuhi kebijakan pemerintah Domestic Market Obligation (DMO) dengan mengalokasikan 30% batubara untuk kebutuhan dalam negeri.

Di sisi lain, laba kotor Perseroan tercatat turun 33,5% dari US$ 641,2 juta pada tahun 2018 menjadi US$ 426,7 juta pada tahun 2019, yang disebabkan karena turunnya harga jual rata-rata Kideco dari US$ 52,9 pada tahun 2018 menjadi US$ 45,1 pada tahun 2019.

Adapun perseroan mencatat Rugi yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$18,2 juta, dibandingkan dengan Laba Bersih sebesar US$80,1 juta pada tahun 2018.

Sementara itu, posisi kas, setara kas dan aset keuangan lain Perseroan mencapai US$703,0 juta pada akhir tahun 2019.

Sedangkan realisasi belanja modal pada 2019 sebesar US$156,9 juta, yang terutama digunakan untuk Petrosea sebesar US$58,3 juta dan pembangunan fuel storage di Kariangau, Kalimantan Timur sebesar US$81,0 juta.

“Saat ini dunia memasuki periode sulit yang belum pernah terjadi sebelumnya, berupa pandemik COVID-19. Perekonomian global diperkirakan akan menurun di tahun 2020, yang juga tentu akan berpengaruh pada industri energi. Sejak tahun 2018 lalu, kami telah memulai upaya diversifikasi ke bisnis non-batubara dan mengambil langkah untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional Perusahaan, salah satunya dengan implementasi transformasi digital yang telah berhasil dilakukan Petrosea,” tutur Arsjad Rasjid, Direktur Utama Indika Energy dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini.

Menghadapi kondisi industri yang dinamis, lanjutnya, Perseroan fokus mengoptimalkan sinergi antar anak perusahaan, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, mengembangkan portofolio melalui diversifikasi usaha, serta memperkuat nilai-nilai lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, and Governance/ ESG).

“Dalam jangka panjang, energi akan terus menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat. Indika Energy berharap dapat terus berkontribusi terhadap pembangunan nasional melalui kompetensi yang kami miliki,” pungkas Arsjad. (Edi Triyono)  

batu baralaba intilaba kotorlaporan keuanganPT Indika Energy Tbk. (Perseroan)
Comments (0)
Add Comment