Jakartakita.com – Direktur Museum Rekor Indonesia (MURI), Jaya Suprana menganugerahkan rekor MURI kepada perempuan penerjun asal Indonesia, Naila Novaranti atas rekor waktu tercepat di dunia dengan terjun payung di 7 benua di dunia.
Jaya Suprana mengaku sangat bangga atas prestasi Naila yang sudah terjun di berbagai negara.
“(Penghargaan) Ini untuk rekor dunia, bukan rekor Indonesia. Karena sampai saat ini, kami belum tahu ada seorang perempuan penerjun yang lebih banyak terjun seperti wanita asal Indonesia yaitu Naila Novaranti. Maka, kami berani mengklaim rekor dunia ini adalah milik Anda, sampai nanti ada yang membuktikan kalau dia lebih dari Anda. Terutama, dia adalah seorang penerjun khususnya seorang perempuan,” ucap Jaya Suprana, saat Teleconfernce Virtual penyerahan piagam penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia, Senin (10/8).
Di kesempatan yang sama, Naila menuturkan bahwa belum lama ini, tepatnya di bulan Desember 2019, dia baru saja menyelesaikan penerjunannya di wilayah Antartika yang terkenal dingin.
“Ya, sekitar tanggal 5 Desember 2019 lalu, saya baru menyelesaikan misi penerjunan di wilayah Antartika. Dinginnya di atas – 50 derajat dan di bawah – 30 derajat,” cerita Naila.
Lebih lanjut diungkapkan bahwa mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia atas prestasi yang diraihnya itu, tentu saja membuatnya merasa bangga.
“Pastinya saya bangga dan berterima kasih dengan seluruh penerjun Indonesia yang selalu mendukung dan men-support saya, baik moral maupun moril terutama kepada Korps Kopassus yang selalu mengoleksi untuk foto-foto dan video kegiatan saya selama jadi penerjun. Tapi intinya, saya berharap bisa turut memajukan penerjun Indonesia dan membawa nama Indonesia di kancah dunia,” ungkap Naila.
“Saya sangat bersyukur dan ini adalah penghargaan ataupun penghormatan untuk menerima penghargaan dari Indonesia itu sangat berarti buat saya. Karena berarti yang saya lakukan, training selama ini tidak sia-sia. Di Indonesia itu kendalanya adalah pesawat, bahwa kita harus pinjam sana-sini, jadi pesawat untuk terjun itu sangat sulit mencapai target ataupun mencari prestasi. Meski demikian, tak menghalangi saya untuk terus mengukir prestasi,” pungkasnya. (Edi Triyono)