Jakartakita.com – PT Arifindo Adiputra Ariaguna (AAA), pengembang Daru Estates menghadirkan rumah subsidi berkonsep Transit Oriented Development (TOD) dengan beragam penawaran menarik.
Menurut Dewi Kartika selaku Direktur PT Arifindo Adiputra Ariaguna (AAA), Pemerintah memberikan subsidi uang muka secara langsung dengan nilai Rp. 4 juta, subsidi bunga yang sama (flat) selama mengangsur dan subsidi bebas PPN.
“Kami menawarkan rumah tipe 23/60 sesuai dengan kemudahan yang diberikan oleh pemerintah dengan harga Rp. 168 juta. Untuk biaya proses dan uang muka, total mulai dari Rp. 3,5 juta all in. Namun ada kelebihan lain seperti subsidi langsung senilai Rp. 4 juta, bunga yang stabil di angka 5% selama proses cicilan dan bebas PPN. Bahkan cicilan bulanannya tidak jauh berbeda dari ngontrak rumah,” jelas Dewi Kartika dalam siaran pers, Rabu (02/9).
Ditambahkan, sejumlah fasilitas pendukung, mulai dari row jalan yang lebar, taman dan bahkan Tempat Pemakaman Umum (TPU) khusus warga perumahan juga disiapkan oleh pengembang.
Tidak hanya itu, lanjut Dewi, Daru Estates yang mengusung konsep Transit Oriented Development (TOD) lokasinya berdekatan dengan titik-titik transportasi seperti stasiun kereta, terminal dan bandara hingga dekat dengan fasilitas penunjang seperti pasar, sekolah, rumah sakit maupun kantor pemerintahan.
“Daru Estates sangat dekat Stasiun Daru, Tangerang. Kalau dihitung waktu berjalan kaki hanya 10 menit saja lho. Dekat banget kan. Jadi sangat cocok untuk mereka yang memiliki aktifitas menggunakan sarana kereta listrik baik itu ke Jakarta maupun ke Rangkasbitung,” terangnya lagi.
Selain itu pula, sambung Dewi, lokasinya yang sangat strategis membuat harga jual kembali rumah tersebut terus meningkat tiap tahunnya.
”Tiap tahunnya naik belasan juta Rupiah. Jadi kalau hanya ngontrak rumah di saat pandemi seperti ini sewaktu-waktu bisa diusir pemilik rumah. Nah, kalau sudah punya rumah sendiri, bilamana lagi tidak punya uang untuk membayar cicilan, kan bisa di-over kredit. Dapat duit lagi,” cetusnya.
Dengan luas sekitar 35 hektar, saat ini sudah terbangun ratusan unit rumah subsidi. Sebagian besar bangunan tersebut sudah dihuni oleh masyarakat yang memiliki aktifitas pekerjaan di Jakarta.