Resmi Diluncurkan, IMM 2021 Bakal Gelar Kompetisi Musik Antar Negara ASEAN

foto : istimewa

Jakartakita.com – Selasa (22/12) lalu, telah resmi diluncurkan ajang Indonesia Music Movement (IMM) 2021.

Harry Koko Santoso selaku enterpreneur dan juga founder Indonesia Music Movement (IMM) 2021 mengatakan, dengan adanya IMM 2021, diharapkan Indonesia memiliki data base musisi dari Sabang Sampai Marauke dan menjadi moment untuk mendata pekerja seni. Ajang IMM 2021 juga diharapkan menjadikan Indonesia tampil sebagai motor musik di negara-negara Asean.

“Melalui ajang IMM 2021, diharapkan kita akan punya data base dari Sabang sampai Merauke serta menjadi daya tarik bagi musisi dari Sabang sampai Merauke untuk bergabung. Lewat ajang IMM 2021 ini pula, diharapkan Indonesia tampil sebagai motor musik negara-negara ASEAN, mengingat sebagai negara populasi terbanyak, pastinya mempunyai grup band terbanyak,” ucap Koko saat konferensi pers virtual, Selasa (22/12).

Di kesempatan yang sama, Ajo Zain sebagai penggagas IMM 2021 mengungkapkan, diperlukan Roadmap Pengembangan Ekosistim Industri Musik Nasional.

Roadmap ini dibentuk dengan visi menjadikan industri musik nasional menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Menjadikan musik nasional di kenal dan dinikmati di dalam negeri dan di luar negeri.

Tak hanya visi, misi Roadmap membuat industri musik nasional sebagai salah satu kontributor devisa nasional. Menjadikan para pelaku industri seni musik menjadi suatu profesi yang bermartabat/bergengsi.

“Membuat model ekosistem industri musik nasional sebagai suatu sistim supply chain-value chain yang terintegrasi secara professional,” jelas Ajo.

Adapun kompetisi musik yang direncanakan bertajuk Rhytm Sea Music Festival.

Menurut Ajo, konser berkonsep live streaming ini merupakan sebuah kompetisi musik pop antar negara Asean yang diharapkan menjadi kekuatan baru di industri musik dunia.

“Rhythm Sea Music Festival diharapkan menjadi ‘new wave’ atau ‘Gerakkan Baru’ dalam industri musik global. Suatu festival musik yang diperkirakan akan di ikuti ribuan grup band di 11 negara-negara ASEAN,” jelas Ajo.

Lebih lanjut disampaikan, melalui ajang ini, diharapkan grup band tersebut (untuk Indonesia) dapat di anggap sebagai suatu unit kegiatan kecil masyarakat dalam berusaha dan dapat di anggap sebagai “startup” atau UMKM.

“Kegiatan ini dapat menelurkan banyak startup dari industri musik nasional yang juga bisa berbicara banyak di industri musik global seperti halnya Korea.

Paling tidak menjadi tuan rumah yang besar seperti China dan India. Tentunya ini akan meghasilkan devisa bagi negara. Setidaknya mencegah keluar devisa dan menumbuh lapangan kerja. Di harapkan juga, lahirnya entrepreneur – entrepreneur industri musik nasional yang berkemampuan manajerial bertaraf internasional,” terang dia.

Ditambahkan, diperkirakan lebih dari 10 juta viewer dalam dan luar negeri akan menyaksikan Rhythm Sea Festival ini, yang akan menjadikan acara ini juga sebagai wadah yang efektik untuk mensosialisakan program-program pemerintah, terutama tentang pandemik covid-19 dan juga tourism.

Yang tidak kalah pentingnya, lanjut Ajo, dalam era digitalisasi saat ini, kepemilikkan database dalam dunia permusikan nasional dapat berguna untuk perencanaan industri musik kedepannya. Database ini di harapkan menjadi hub bagi database – database lainnya bagi negara.

“Kami berharap, pemerintah membentuk wadah para musisi dan pekerja seni nasional, baik musik modern maupun tradisional, dalam bentuk suatu badan khusus,” ujarnya.

Adapun di acara peluncuran Indonesia Music Movement 2021 turut dihadiri oleh; Dr. Hari Sungkari (Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI), Ajo Zein (Penggagas IMM 2021), Harry Murti (Penggagas IMM 2021), Harry Koko Santoso (Founder IMM 2021), Drs, Helmi Fauzi (mantan Duta Besar Indonesia untuk Mesir), Barry Likumahua (Musisi), dan Yuke Sampurna (Musisi).  (Edi Triyono)

ekosistem musikIMM 2021Indonesia Music Movement (IMM) 2021kompetisi musiklive streamingRhytm Sea Music Festival
Comments (0)
Add Comment