BATAN Kantongi Izin Edar TB Scan Untuk Diagnosis Penyakit Tuberculosis

foto : jakartakita.com/edi triyono

Jakartakita.com – TB Scan produksi BATAN, yang efektif digunakan untuk diagnosis penyakit tuberculosis (TB) siap untuk diproduksi massal, setelah mendapatkan izin edar dengan nomor DKL2112432144A1 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada tanggal 22 Februari 2021 lalu. 

“Kit radiofarmaka etambutol (TB Scan) ini digunakan untuk mendeteksi TB di dalam dan di luar paru. Organ yang dapat terinfeksi bakteri penyebab TB adalah sendi, tulang, kelenjar limfa, selaput otak, ginjal, kulit dan organ saluran urin lebih cepat dan akurat,” ungkap Anhar Riza Antariksawan, Kepala BATAN di Tangerang Selatan, Rabu (24/3).

Hadirnya TB Scan ini diharapkan dapat membantu penanggulangan penyakit TB di Tanah Air. Sebab, dengan TB Scan maka diagnosis TB akan menjadi lebih efektif saat dipergunakan di rumah sakit. 

“Tentu ini membuktikan bahwa produk iptek nuklir bisa bermanfaat bagi masyarakat, bahwa TB Scan memiliki akurasi hingga 90 persen lebih, dalam mendiagnosis infeksi TB baik pada paru maupun di luar paru,” jelas Anhar.

Adapun untuk mendistribusikan TB Scan dalam bentuk produk komersial, BATAN bekerja sama dengan PT Kimia Farma.

Pengembangan Sejak 2015

Pengembangan kit radiofarmaka etambutol sendiri, telah dilakukan di Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) BATAN yang berada di Kawasan Nuklir Serpong, sejak tahun 2015 lalu.

Produk TB Scan telah melalui proses penelitian yang panjang dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan di luar BATAN, seperti; RS Hasan Sadikin, Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia, PT Kimia Farma, dan BPOM. 

Serangkaian pengujian klinik dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Data data hasil uji klinik yang sangat mendukung berhasil diperoleh dari kegiatan uji klinis ini. Data hasil uji klinis ini sangat diperlukan dalam proses registrasi di Badan POM selain data proses produksi dan kendali kualitas produk.

TB Scan sendiri merupakan produk radiofarmaka ke-6 yang dihasilkan BATAN yang segera dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. 

“Kami berharap, semakin banyak produk radiofarmaka yang dihasilkan, penerimaan masyarakat terhadap nuklir semakin membaik. Nuklir tidak selalu berhubungan dengan hal-hal yang berbahaya atau hancur seperti Hirosima. Nuklir juga bisa dimanfaatkan untuk kemanusiaan dan kesehatan,” tegasnya.

Tuberculosis

Tuberculosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan dapat menyerang berbagai organ tubuh, yang dapat mengakibatkan kematian.

Radiofarmaka adalah senyawa kimia yang mengandung atom radioaktif dalam strukturnya dan digunakan untuk diagnosis atau terapi.

Diperkirakan sebanyak 845.000 penduduk Indonesia menderita TB pada tahun 2018. Sedangkan 24.000 penduduk Indonesia sakit TB resistan obat juga pada tahun 2018.

Pada tahun yang sama juga, sebanyak 93.000 penduduk Indonesia meninggal karena TB. Sementara keberhasilan pengobatan TB pada 2018 sekitar 85%. 

Adapun setiap tahunnya, Perhimpunan Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler Indonesia (PKN-TMI) mengadakan pertemuan ilmiah tahunan.

Para peneliti BATAN memanfaatkan forum tersebut mendiskusikan capaian pengembangan produk dengan para anggota PKNI, baik dalam diskusi formal maupun diskusi-diskusi non formal untuk mendapatkan masukan-masukan perbaikan. (Edi Triyono)

BATANBPOMizin edarKit radiofarmaka etambutolPT Kimia FarmaPusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) BATANTB Scantuberculosis (TB)
Comments (0)
Add Comment