JLL Indonesia : Selama Kuartal III 2021, Para pengembang Belum aktif meluncurkan produk baru

foto : ilustrasi (ist)

Jakartakita.com – Konsultan Properti JLL Indonesia menyampaikan beberapa pandangannya terkait perkembangan sektor properti di Tanah Air, khususnya di wilayah Jabodetabek, selama kuartal III 2021, dalam acara JLL Media Briefing 3Q 2021 yang digelar virtual, Selasa (19/10).

Yunus Karim – Head of Research JLL Indonesia mengungkapkan, “Tidak ada gedung perkantoran yang selesai dibangun baik di kawasan CBD maupun di luar CBD di triwulan ini. Akan tetapi, tingkat hunian untuk gedung perkantoran gedung di kawasan CBD masih tertekan di angka 72%, sedangkan di kawasan luar CBD berkisar di angka 74%. Adapun aktivitas di pasar pusat perbelanjaan di triwulan ini masih terlihat terbatas. Beberapa penyewa baru membuka toko mereka segera setelah pusat perbelanjaan diperbolehkan untuk beroperasi kembali. Aktivitas ini terutama didorong oleh penyewa makanan dan minuman diikuti oleh peritel peralatan rumah tangga. Sedangkan tingkat hunian pusat perbelanjaan relatif stabil berada di angka 87% mengingat tidak adanya pasokan baru yang beroperasi di triwulan ini.”

Ditambahkan, memasuki triwulan ketiga, penjualan kondominium di Jakarta masih menunjukan tren pelemahan yang sama sejak awal pandemi. Melemahnya permintaan disebabkan pembeli yang masih berhati-hati dan melakukan wait-and-see.

“Para pengembang juga belum aktif meluncurkan produk baru dan masih berupaya meningkatkan penjualan terhadap proyek eksisting dengan menawarkan kemudahan cara bayar dan berbagai promosi lainnya,” bebernya lagi.

Di kesempatan yang sama, Angela Wibawa – Head of Office Leasing JLL Indonesia mengatakan, “Aktivitas di triwulan ini mulai terlihat sedikit mengalami peningkatan, namun harga sewa masih tertekan. Sebagai bagian dari upaya meminimalkan biaya, perusahaan-perusahaan mempertimbangkan ruang perkantoran yang siap-huni (fitted-out space) untuk melakukan relokasi. Selain itu, tren pengurangan luas ruang perkantoran juga masih terjadi. Secara umum, tingkat hunian gedung perkantoran Grade A masih tertekan di angka 66%.”

Sedangkan Vivin Harsanto – Head of Advisory JLL Indonesia menyebutkan, “Beberapa pengembang terpantau masih meluncurkan kondominium baru di Bodetabek, khususnya di kawasan Tangerang dan Bekasi dengan total sebanyak ±3.000 unit. Beberapa proyek merupakan fase selanjutnya dari pengembangan yang telah dimulai. Proyek yang lokasinya berdekatan dengan kawasan campuran (mixed-use development) dan fasilitas transportasi publik pada umumnya mendapatkan respon yang cukup baik dari pembeli.”

Sementara itu, Farazia Basarah – Head of Industrial JLL Indonesia mengungkapkan, “Permintaan positif didominasi oleh penyedia jasa logistik yang terus berekspansi dengan menyewa ruang gudang di area Jabodetabek. Selain itu, perusahaan e-commerce, khususnya start-up yang bertumbuh pesat saat ini cenderung mencari ruang gudang yang berlokasi dekat dengan pusat kota Jakarta dan kota-kota besar lainnya seperti Surabaya, Semarang, dan Bandung. Permintaan yang sehat ini membuat tingkat hunian ruang gudang modern di Jabodetabek cukup stabil di angka 93%. Selain sebagai penyimpanan, fungsi ruang gudang juga beragam, antara lain menjadi pusat distribusi, ruang transit barang, ruang penyimpanan bersuhu dingin atau menjadi pusat data yang terus menjadi daya tarik bagi para investor dan pelaku bisnis, baik lokal maupun internasional.”

Adapun James Allan selaku Country Head JLL mengungkapkan, “Pandemi merupakan periode yang menantang bagi sebagian besar pasar properti Jabodetabek. Namun demikian, beberapa sektor terbukti tangguh di tengah pandemi khususnya logistik, pusat data atau data centre, dan rumah tapak. Ketiga sektor ini berpotensi untuk terus menjadi daya tarik bagi investor lokal dan asing.”

gedung perkantoranJLL IndonesiaJLL Media Briefing 3Q 2021kawasan CBDkonsultan propertiproperti
Comments (0)
Add Comment