Indonesia Jadi Pengadopsi Aset Kripto Tertinggi di Dunia, Ini Sebabnya!

foto : ilustrasi (ist)

Jakartakita.com – Sebuah riset terbaru dari Gemini, platform perdagangan aset kripto global menyebutkan, Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan kepemilikan aset kripto tertinggi di dunia.

Masyarakat (Indonesia), sebut riset itu, melihat kripto sebagai aset pelindung kekayaan terhadap inflasi di masa depan.

Laporan bertajuk “2022 Global State of Crypto Report” ini juga menemukan bahwa 41 persen orang Indonesia, berusia antara 18-75 tahun dengan pendapatan lebih dari $ 14.000 (setara Rp 200 juta) per tahun, memiliki aset kripto.

Dalam penelitian tersebut, juga menyebutkan bahwa 61 persen responden Indonesia setuju dengan anggapan bahwa kripto adalah masa depan investasi dan layanan keuangan.

Menanggapi hal ini, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) & COO Tokocrypto, Teguh Kurniawan Harmanda, melihat ada beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan industri aset kripto yang eksponensial dalam 2 tahun belakangan ini.

“Secara umum, pandemi telah menggenjot agenda digitalisasi global, tidak terkecuali Indonesia. Dengan demikian, pandemi memang telah mendorong pertumbuhan pasar kripto Indonesia. Masyarakat kini lebih giat mencari informasi soal investasi, termasuk kripto sehingga menimbulkan ketertarikan untuk mendapatkan passive income,” kata Manda, sapaan akrabnya, dalam keterangan pers, Jumat (08/4).

Selain itu, lanjutnya, penetrasi pengguna internet yang masif juga turut andil dalam perkembangan adopsi aset kripto di Tanah Air.

Asal tahu saja, menurut data We Are Social, ada 204,7 juta pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022.

Tingkat penetrasi internet Indonesia mencapai 73,7 persen dari total populasi pada awal tahun 2022.

“Industri aset kripto akan terus tumbuh. Dalam waktu 2-3 tahun bisa mencapai 30 juta investor. Masih ada banyak peluang yang bisa dioptimalkan. Jumlah investor baru 12,4 juta bandingkan dengan total penduduk Indonesia ada 277 juta jiwa,” ungkapnya.

Ditambahkan, penetrasi pengguna smartphone juga memudahkan masyarakat dalam masuk ke industri investasi, seperti saham hingga kripto.

Jumlah pengguna ponsel pintar mencapai 167 juta orang atau 89% dari total penduduk Indonesia. Hal ini membuat investasi kripto lebih bisa dijangkau semua kalangan.

Demografi Indonesia yang didominasi generasi muda. Jumlah penduduk Indonesia adalah 277,7 juta pada Januari 2022. Ada 39% didominasi gen Z dan milenial. Data Bappebti pada akhir 2021 menyebutkan, saat ini ada 66% investor aset kripto di Indonesia didominasi oleh kedua generasi tersebut.

“Investasi aset kripto terbukti bisa bersaing dengan instrumen investasi lainnya yang sudah ada lebih dahulu. Kripto bisa menghasilkan imbal hasil yang lebih baik, meski high risk and high return. Dukungan pemerintah yang membuat industri aset kripto legitimate dan berada dijalur yang benar,” pungkas Manda.

aset kriptoAset Kripto IndonesiaAspakrindoGeminiPasar kriptoriset
Comments (0)
Add Comment