Jakartakita.com – Bagi sebagian orang, mengubah gaya hidup menjadi sehat memang masih menjadi tantangan.
Apalagi sebentar lagi kita sudah memasuki bulan Ramadhan, yang berarti umat muslim akan melaksanakan ibadah puasa.
Namun, di bulan Ramadhan tahun ini, bisa kita jadikan momen untuk memiliki tubuh sehat dan bugar agar dapat mencapai hari esok yang lebih baik dengan cara memperbaiki pola makan dan pilihan asupan.
Menyikapi hal ini, Senior Manager Medical Underwriter Sequis, dokter Fridolin Seto Pandu mengajak masyarakat untuk menjaga asupan makanan saat berbuka puasa, karena sebenarnya, kebutuhan kalori harian tubuh saat berpuasa tetap sama dengan saat tidak sedang menjalankan puasa, yakni berkisar 1.500-2.500 Kkal per harinya.
Menurutnya, jangan menjadikan buka puasa sebagai ajang ‘balas dendam’ menyantap makanan manis dan tinggi kalori yang dapat menyebabkan kadar gula, berat badan, dan tekanan darah meningkat.
Jika nanti sudah terbiasa, akan sangat baik untuk kelancaran puasa dan kesehatan jangka panjang.
“Makan berlebihan saat berbuka puasa tidak baik bagi lambung. Jika lambung dipaksa mencerna makanan melebihi kapasitas yang biasa dicerna, bisa mengakibatkan radang lambung. Anda juga perlu mengontrol asupan yang manis, agar kadar gula tidak meningkat atau menurun dalam waktu singkat. Selain soal makanan, kebugaran juga perlu dijaga dengan cara olahraga intensitas rendah atau sedang, seperti berjalan kaki atau jogging yang dapat dilakukan jelang atau setelah berbuka puasa, setelah sahur, atau malam hari,” terang dokter Fridolin, seperti dilansir dalam siaran pers, Selasa (21/3).
Adapun gula menjadi salah satu asupan andalan saat bulan puasa untuk menambah dan mengembalikan energi selama tidak dikonsumsi berlebihan, karena gula mudah dicerna sehingga dapat membantu memberikan energi lebih cepat dibanding karbohidrat.
Konsumsi gula dapat dilakukan saat berbuka, bukan saat sahur, karena tubuh telah kehilangan lebih banyak energi selama 12 jam dan gula bisa mengisi kehilangan energi tersebut.
Sementara untuk sahur bisa mengonsumsi makanan tinggi serat, mengandung karbohidrat kompleks, dan protein agar tidak cepat merasa lapar.
Jenisnya antara lain; beras merah, kentang, jagung, ubi jalar, alpukat, kacang hijau, dan oatmeal.
Lebih lanjut dokter Fridolin menyampaikan tentang perlunya mengurangi penggunaan gula berlebihan, karena efek ketergantungan gula tidak dapat dihilangkan secara instan.
Akibat mengonsumsi makanan berlebihan, kandungan gula dapat membuat gerakan tubuh lebih lambat, mudah mengantuk, sulit berkonsentrasi, kurang termotivasi saat beraktivitas, juga lebih cepat lapar sehingga cenderung makan lebih banyak.
Menurutnya, mengurangi konsumsi makanan manis bisa dimulai dengan cara sederhana, yakni jika terbiasa minum es teh manis saat berbuka puasa, mulailah kurangi porsi takaran gulanya.
Dari yang terbiasa dengan 2 sendok menjadi 1 sendok teh lalu latih lagi menjadi setengahnya hingga terbiasa tidak merasa perlu menambah gula.
Malah lebih baik memenuhi kebutuhan asupan cairan yang telah hilang dengan minum air putih atau minuman tanpa pemanis, dibanding yang mengandung fruktosa yang terkandung pada sirup dan minuman kemasan.
Kemudian, kurangi dan ganti camilan manis seperti biskuit, kue kering, puding, kolak, dan es buah dengan mengonsumsi potongan buah-buahan segar.
“Dengan tubuh sehat dan bugar dapat membantu kita menjalankan ibadah puasa. Sebaliknya, jika tidak menjaga pola makan, tidak rutin berolahraga, dan tidak cukup istirahat dapat membuat tubuh tidak bugar, sistem imun turun, dan mudah terserang penyakit. Perlakukan tubuh kita dengan bijaksana dan barengi dengan sikap yang bijaksana juga, yakni melengkapi diri dan keluarga dengan perlindungan asuransi kesehatan agar tenang saat menjalankan ibadah puasa dan beraktivitas sehari-hari,” jelas dokter Fridolin.
Lebih lanjut disampaikan, masyarakat juga perlu memiliki asuransi kesehatan agar finansial keluarga dapat tetap terjaga bila mendapat serangan sakit, sehingga dapat merayakan Idul Fitri tanpa pengeluaran besar untuk berobat.
Kini, asuransi kesehatan sudah banyak tersedia di pasaran dan sudah dapat dibeli secara online.
Salah satunya adalah Super Easy Health Protection, asuransi kesehatan berpremi murah dari Super You by Sequis Online.
“Dengan memiliki produk ini, nasabah tidak hanya mendapat manfaat kamar perawatan tapi sudah termasuk biaya perawatan menyeluruh, perawatan pascarawat inap hingga berbagai terapi medis, seperti fisioterapi, terapi wicara, dan terapi okupasi per kunjungan, sistem tagihan rumah sakit juga sudah bisa dilakukan dengan cara cashless,” tandas dokter Fridolin.