Jakartakita.com – Secara keseluruhan Visi Indonesia 2045 adalah mewujudkan tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia yang lebih baik dan merata dengan kualitas manusia yang lebih tinggi, ekonomi Indonesia yang meningkat menjadi negara maju dan salah satu dari 5 kekuatan ekonomi terbesar dunia, pemerataan yang berkeadilan di semua bidang.
Wakil Ketua Dewan Pakar Formas & Ketua Yayasan Tarumanagara Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H mengatakan setidaknya ada empat langkah yang harus ditempuh pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Peran pendidikan bagi development sumber daya manusia sekitar 70 persen SDM di Indonesia yang akan mencapai fase produktif pada tahun 2045, merupakan fondasi perekonomian nasional atau Generasi Emas 2045. Usia produktif ini perlu dilakukan development agar memiliki daya saing tinggi. Generasi muda harus siap untuk bertransformasi dan upgrade daya saing industrial berbasis teknologi, menuju Generasi Emas 2045,” ujar Prof. Ariawan Gunadi saat tampil di Forum Indonesia Emas bersama Hasyim Djoyohadikusumo yang juga Ketua Dewan Pembina Forum Indonesia emas.
Menurutnya pemerintah perlu segera menyusun strategi peningkatan SDM melalui pendidikan dengan 4 langkah yaitu inovasi akademik melalui dengan menyusun mata kuliah akademik yang inovatif dan multidispliner, melakukan kolaborasi dengn industri dengan menyusun kurikulum yang relevan dan ‘applied’ ke industri, internasionalisasi SDM yang up-to-date dengan perekonomian global dan siap bekerja sama dengan negara lain serta entrepreneurship dan Inovasi Kreatif untuk menghasilkan SDM yang memiliki mindset untuk menciptakan lapangan kerja melalui inovasi bisnis lokal yang kreatif.
“Saat ini beberapa sistem akademik di Indonesia masih menekankan pada single-discipline, sehingga akan menciptakan gap dan jarak dengan kebutuhan industri yang dinamis. Untuk itu perlu di create program studi yang up to date dengan visi Indonesia Emas 2045 seperti digital economy & law, Program studi real estate, finance, & law, Program studi sustainable architecture & urban planning, dan Program studi digital engineering & metaverse yang merupakan kolaborasi ilmu teknik, sistem komputer, arsitektur, big data, dan ilmu design visual,” ungkap Prof. Ariawan dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu (7/9/2024).
Lebih lanjut Guru Besar Universitas Tarumanagara ini mengatakan pemerintah juga perlu menyiapkan pendidikan yang berkolaborasi dengan industri (Industry Based Collaboration) yang bertujuan membantu mengisi kesenjangan antara pendidikan dan dunia kerja, memastikan bahwa lulusan memiliki keterampilan yang relevan dan siap menghadapi tantangan global untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. “Kolaborasi bisa dilakukan dengan penyelarasan kurikulum dengan kebutuhan industri, Program Magang dan Work-Integrated Learning, Program Up-skilling dan Re-skilling bagi Tenaga Kerja, Kolaborasi Triple Helix antara Pemerintah, Akademisi, dan Industri dan Penyediaan Fasilitas R&D Berbasis Industri,” jelasnya.
Internasionalisasi pendidikan, sambungnya, juga sangat penting untuk meningkatkan keterlibatan lembaga pendidikan Indonesia dalam komunitas global, baik melalui kolaborasi akademik, pertukaran pelajar, maupun penyesuaian kurikulum agar sesuai dengan standar global. “Kita perlu mengikuti tren pasar di Asia Tenggara melalui sistem pendidikan,” bebernya.
Langkah keempat yang tak kalah penting adalah Entrepreneurship & Bisnis Inovatif. Menurutnya, dengan spirit peningkatan dana riset di pemerintahan, maka sistem pendidikan harus bisa menekankan mindset entrepreneurship dan penciptaan bisnis yang inovatif dalam SDM. Riset yang dihasilkan oleh institusi pendidikan harus dapat dikembangkan lebih lanjut bagi masyarakat sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
“Sumber Daya Manusia Indonesia melalui sistem pendidikan perlu bertransformasi dengan inovasi akademik, kolaborasi industri, internasionalisasi, dan bisnis kreatif untuk mewujudkan Generasi Emas 2045.” Tandas Ariawan. (Foto: Istimewa)