Tentang Indonesia Di Mata Dunia Internasional
jakartakita.com : Senin 26 Juni lalu Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) menyelenggarakan seminar komunikasi internasional yang disambut oleh Rektor Uhamka dalam rangka ulang tahun FISIP yang ke 14. Direktur Jenderal dan Informasi Publik Drs. Abdurrahman M. Fachir sebagai pembicara kunci dalam seminar bertema “Kontribusi Wartawan Media Asing Dalam Pemberitaan Mengenai Indonesia di Mata Dunia Internasional”. Beliau menegaskan bahwa pemberitaan di media TV harus memiliki dampak positif yang membangan kesan positif di mata Dunia.
Media merupakan saluran komunikasi yang menyampaikan informasi serentak untuk sampai di khalayak publik. Keberadaan media memberikan pesan yang menginspirasi maupun mengkritisi kondisi negara. Indonesia memiliki media yang beragam sudut pandang pemberitaannya. Hal ini menjadikan dunia menyorot Indonesia pada sudut pandang yang indentik dengan pemberitaan kurang baik.
Pembicara pertama merupakan seorang jurnalis media negara tetangga The Straits Times memberikan informasi bagi masyarakat Indonesia sejiran dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan potensi yang besar sumber daya manusianya. Zakir Hussain dari The Straits Times menyatakan bahwa Indonesia memiliki fakta positif mengenai negara demokrasi terbesat ketiga, memiliki 240 juta penduduk, memiliki banyak suku dan budaya yang beragam termasuk tokoh terkenal dari Indonesia dan sejarah Islam di Singapura yaitu Buya Hamka. Namun berita negatifnya mencuat saat tingginya parpol dan anggota DPR yang korupsi dan konflik sosial juga tidak terjaminnya kesejahteraan sebagian rakyat.
Jean Baptiste Chauvin seorang jurnalis dari Perancis di TV 5 melihat bahwa Indonesia belum begitu terkenal di kalangan Eropa mungkin dikarenakan jarak jauh. Namun potensi Indonesia memiliki kekuatan yg luar biasa dari segi sumber daya alam, penduduk yang banyak dan generasi muda yang bersemangat. Ada empat hal yg penting perlu dibenahi dari segi pendidikan, faktor kepemimpinan nasional, tingkat toleransi, dan kasus korupsi. Media lokal memberikan kontribusi yang tepat dan baik untuk membuat Indonesia dilihat dunia.
Sohaib Ali Jassira dari Aljazeera Channel Reporting menyatakan Indonesia terlalu banyak memberitakan berita yang kurang baik sedangkan Aljazeera tv mengambil sudut lain dari setiap pemberitaan mengenai Indonesia yaitu berita mengenai feature dan cerita tentang tradisi Indonesia.
Pembicara terakhir yaitu Dalton Tanonaka dari media lokal Indonesia Metro TV. Dalton Tanonaka seorang warga negara Jepang yang mengenal Indonesia sejak menjalani tugas sebagai jurnalis CNN pada tahun 2000. Ia bertugas mewawancarai Gusdur yang saat itu merupakan Presiden Indonesia dan kasus Ambon. Ia mengemukakan bahwa Indonesia menarik disisi tokoh, budaya, dan pariwisata. Maka pemberitaan buruk Indonesia di mata dunia disebabkan media lokal yang menampilkan banyak berita buruk di Indonesia. Seminar Internasional ini ditutup dengan pemberian cindera kasih kepada para pembicara yang diserahkan oleh dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ibu Sri Mustika. (arinda mardiana)