Inggris jadi tujuan perdagangan manusia
Jakartakita.Com: Pemerintah Inggris mengatakan bahwa jumlah orang yang diselundupkan ke negara itu meningkat.
Satgas perdagangan manusia lintas departemen mengatakan tahun lalu, ada 946 korban perdagangan manusia yang jumlahnya sangat jauh jika dibandingkan pada 2010 yaitu 10 orang
Menurut data, pemasok terbesar adalah sindikat di Cina, Vietnam, Nigeria dan negara-negara Eropa timur.
Pemerintah negara itu mengatakan kerja sama yang lebih erat antar departemen dan aparat di luar negeri adalah kunci.
Saat ini belum ada angka resmi mengenai jumlah korban kejahatan in yang berhasil masuk ke Inggris setiap tahunnya.
Namun, laporan kelompok itu tahun lalu mengatakan hampir 1.000 orang dilaporkan ke badan yang bernama National Referral Mechanism. Badan itu bertugas mengidentifikasi dan menolong para korban penyelundupan manusia.
Antisipasi ‘garda depan’
Dari korban yang berhasil ditolong tahun lalu, 712 adalah orang dewasa dan 234 anak-anak.
Laporan itu juga menyebut dua kasus penculikan dengan tujuan untuk diambil organ-organnya tetapi mereka berhasil dideteksi dan diselamatkan sebelum operasi pengambilan organ dilakukan.
Salah satu dari mereka mengaku berencana menjual ginjal si korban.
Laporan itu juga mengatakan ada peningkatan jumlah anak-anak yang dipaksa melakukan kejahatan termasuk mengemis di jalan. Pusat Perlindungan Online dan Eksploitasi Anak Inggris memperkirakan ada 300 anak yang diselundupkan ke Inggris setiap tahun.
Ribuan pekerja di garda depan termasuk staf imigrasi, polisi dan petugas kesehatan telah dilatih untuk mengidentifikasi, melindungi dan menolong korban perdagangan manusia sejak dua tahun terakhir.
Sejumlah maskapai seperti Virgin Atlantic dan Thomas Cook, juga melatih para awak kabin untuk bisa mengenali para pelaku dan korbannya.
Saluran telepon 24 jam juga dibuka agar awak pesawat dapat berkomunikasi dengan petugas imigrasi sebelum pesawat mendarat di Inggris.
Menteri Imigrasi Mark Harper mengatakan perdagangan manusia adalah “masalah besar” di seluruh dunia, dengan 21 juta orang dieksploitasi secara seksual atau kerja paksa.
RY – Jakartakita.Com/BBCIndonesia