Inflasi Desember 2014 Meningkat Tinggi
Jakartakita.com – Bank Indonesia mencatat, inflasi bulan Desember 2014 meningkat tinggi dan sedikit melebihi perkiraan Bank Indonesia. Inflasi Desember mencapai 2,46% (mtm) atau secara tahunan sebesar 8,36% (yoy). Realisasi inflasi tersebut sedikit lebih tinggi dari perkiraan Bank Indonesia, terutama karena lebih tingginya inflasi kelompok volatile food akibat gejolak harga komoditas beras dan aneka cabai yang masih terjadi hingga penghujung tahun.
Namun demikian, inflasi sepanjang tahun 2014 tetap terkendali pada single digit ditengah tingginya tekanan inflasi kelompok administered prices yang bersumber dari kenaikan harga BBM bersubsidi, penyesuaian tarif tenaga listrik untuk kelompok rumah tangga dan industri, kenaikan harga LPG 12 kg, dan penyesuaian tarif angkutan udara.
Terjaganya inflasi inti menyebabkan terjaganya perkembangan inflasi 2014, yang sedikit lebih baik dibandingkan dengan inflasi 2013 (8,38%, yoy). Inflasi inti terkendali pada 4,93% (yoy) ditengah meningkatnya inflasi dari sisi biaya (cost push) akibat kenaikan harga komoditas yang diatur pemerintah dan gejolak harga pangan.
“Capaian ini tidak terlepas dari peran kebijakan Bank Indonesia dalam mengelola permintaan domestik, menjaga stabilitas nilai tukar, dan mengarahkan ekspektasi inflasi, serta semakin baiknya koordinasi kebijakan pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah,” kata Tirta Segara, Direktur Komunikasi Bank Indonesia, dalam siaran pers, Jumat, 2 Januari 2015.
Ke depan, Bank Indonesia memandang risiko tekanan inflasi masih cukup besar meskipun harga beberapa komoditas terutama energi cenderung menurun. Dalam jangka pendek, tekanan inflasi dari kelompok pangan diperkirakan masih cukup tinggi, terutama terkait dengan faktor cuaca yang kurang mendukung. Selain itu, risiko inflasi diperkirakan juga bersumber dari kelompok administered prices seiring dengan kebijakan reformasi subsidi energi yang tengah berlangsung.